[quote type=”center”]Menstruasi yang berlangsung cukup lama dan dalam volume yang banyak, bisa jadi menjadi satu keluhan di sepanjang hidup seorang wanita.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]R[/dropcap]ahim diciptakan untuk menampung bakal kehidupan baru, yaitu zigot. Dalam satu siklus menstruasi, zigot terbentuk ketika sel telur bertemu sperma. Rahim bersiap sedia menjadi tempat implantasinya dengan menyediakan nutrisi melalui pelebaran pembuluh darah dan zat-zat yang diperlukan lewat penebalan dinding rahim bagian dalam (endometrium).Bila tidak ada zigot yang terbentuk, penebalan ini akan luruh menjadi siklus menstruasi. Siklus ini terjadi berkat dua hormon utama yaitu hormon estrogen dan progesteron.
Namun bila dinding rahim terus menerus menebal, dapat terjadi penebalan tidak normal yang disebut hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium terjadi akibat estrogen yang berlebihan terhadap progesteron dan biasanya tanpa disertai keluarnya sel telur. Gangguan ini bisa menyebabkan seorang wanita kekurangan darah.
Kapan perlu kuret ?
Doker akan memperikarakan tebal dinding endometrium lewat ultrasonografi vagina. Sembilan puluh sembilan persen pada mereka yang mengalami tebal dinding endometrium kurang dari 5 mm, ternyata tidak perlu khawatir dan tidak perlu menjalani kuretase.
Kuretase atau mengerok jaringan bagian dalam rahim, diperlukan apabila penebalan dinding endometrium lebih dari 5 mm. Kuretase juga untuk memastikan apakah jaringan tersebut mengarah pada keganasan atau tidak. Terutama bagi mereka di usia perimenopause dan menopause.
Terapi apa yang perlu ?
- Terapi tergantung dari usia dan hasil dari kuretase.
- Terapi hormonal seperti pemberian hormon progesteron buatan atau pil kontrasepsi kombinasi.
- Pemasangan alat yang mengandung progestin ke dalam rahim masih terus dikembangkan untuk menghentikan perdarahan.
- Bila hasil kuretase memiliki risiko tinggi keganasan, ibu dianjurkan kontrol setiap 3-6 bulsn untuk evaluasi kembali.