[pullquote]Selama ini banyak yang beranggapan bahwa susu hanya diperuntukkan golongan usia tertentu. Lantas bagaimana dengan ibu dalam usia produktif. Masihkah memerlukannya ?[/pullquote]
Mungkin sebagai ibu saat ini Anda masih berusia produktif. Masih aktif bekerja dan rutin berolahraga. Anda berupaya menerapkan gaya hidup sehat. Salah satunya adalah dengan memperhatikan apa yang Anda konsumsi. Namun sudahkah memasukkan susu sebagai daftar menu harian yang secara rutin Anda konsumsi? Bila memang ya, berarti Anda telah selangkah lebih maju dalam berinvestasi menjaga kesehatan.
Tapi bila tidak, atau cuma sesekali, mungkin ada baiknya Anda merombak tatanan pola tersebut dengan mulai membiasakan diri mengonsumsinya secara rutin. Mengapa? Karena dengan beragamnya aktivitas yang Anda jalani setiap harinya tentu Anda memerlukan stamina dan fisik yang prima. Stamina dan fisik prima hanya bisa didapat apabila kesehatan tubuh terpelihara dengan baik. Dan hal yang bisa dilakukan untuk itu adalah dengan membekali tubuh dengan zat-zat gizi yang terdapat dalam susu.
Jenis susu untuk ibu aktif
Di segala usia keberadaan susu selalu diperlukan dan dengan cakupan manfaat yang berbeda. Bila pada anak dan bayi susu diformulasikan guna mendukung pertumbuhannya. Pada ibu hamil susu ditujukan demi mendukung perkembangan janin. Sementara pada ibu usia produktif, susu lebih diformulasikan guna pemeliharaan kesehatan tubuh.
Berdasar jenisnya susu memang sangat beragam. Namun, untuk ibu usia produktif susu yang tepat adalah susu yang rendah lemah dan gula. Susu ini dianggap sesuai karena mempunyai kadar kalori yang sangat rendah sehingga sesuai untuk menjaga berat tubuh dan memelihara kesehatan.
Selain itu susu dibutuhkan para wanita muda dalam usia produktif karena adanya kandungan nutrisi yang lengkap yang diperlukan oleh tubuh. Kandungan nutrisi baik pada susu biasa maupun pada produk olahan susu mencakup protein, kalsium, fosfor, vitamin D dan B12.
Kegunaan susu dalam merawat kesehatan tubuh
Susu merupakan makanan yang kaya gizi. Dalam segelas susu terkandung energi yang sama dengan segelas jus buah. Hal yang membedakan adalah kandungan zat gizi susu lebih tinggi dan lebih lengkap. Menyangkut manfaat susu dalam merawat kesehatan tubuh secara spesifik bisa diuraikan sebagai berikut:
- Protein esensial dalam susu memiliki banyak manfaat diantaranya adalah untuk mengganti sel-sel yang rusak, menjaga kekebalan tubuh, memproduksi hormon dan enzim serta membuat kolagen jaringan tulang. Bagi ibu yang menjalankan program menjaga berat badan, protein juga berguna untuk menahan lapar. Manfaat lain dari protein adalah berguna untuk merawat kulit, rambut, kuku agar tetap sehat.
- Kalsium yang terkandung dalam susu dan hasil olahannya bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi, pembekuan darah dan kontraksi otot. Dengan mengonsumsi susu secara rutin akan membantu ibu produktif terhindar dari serangan kram. Selain itu susu juga memberi kontribusi dalam menyehatkan tulang dan gigi, serta mudah menyembuhkan luka.
- Fospor berperan penting untuk kesehatan tulang, pertumbuhan jaringan dan pengaturan asam basa.
- Vitamin D pada susu berguna untuk penyerapan kalsium dan fosfor serta untuk pembelahan sel secara normal.
- Vitamin B12 pada susu berguna untuk memelihara kesehatan saraf, sel darah merah serta memproduksi energi. Vitamin B12 bermanfaat pula untuk mencegah anemia.
- Vitamin B1 yang tekandung dalam susu untuk metabolisme, fungsi saraf dan jantung.
- Vitamin A dalam susu berguna untuk menjaga kesehatan mata, kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh
Takaran susu yang tepat
Ibu dalam usia produktif umumnya memiliki banyak rutinitas baik di tempat kerja maupun di rumah. Untuk menunjang kegiatan tersebut dianjurkan ibu mengkonsumsi susu paling tidak 1-2 gelas per harinya. Waktu terbaik untuk mengonsumsi susu sebaiknya pada saat sarapan. Kombinasikan susu bersama makanan padat karena hal ini bermanfaat untuk menambah energi dan melengkapi zat gizi yang diperlukan tubuh.
Alternatif lain apabila Anda tak sempat mengonsumsi susu pada pagi hari, konsumsilah 2-3 jam sebelum tidur. Hindari mengonsumsi susu terlalu dekat dengan jadwal tidur karena terkadang dapat mengganggu kenyamanan perut.
Selain susu, hendaknya para ibu tetap memerhatikan asupan makanan yang bervariasi dengan tidak meninggalkan patokan gizi seimbang. Karena apabila konsumsi makanan bergizi seimbang ditinggalkan maka ibu dapat mengalami kekurangan kalsium karena susu sifatnya hanya melengkapi pola makan sehat.
Konsultan: Sari Sunda Bulan – Senior Nutritionist/Director PT Nafas Nutri Sejahtera