Menurut WHO 8-9 persen wanita mengalami kanker payudara
dalam hidupnya. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling
banyak ditemui pada wanita dan kanker tersering nomor 2 di dunia.
Setiap tahun lebih dari 580,000 kasus baru kanker
payudara terdiagnosa di berbagai negara berkembang dan kurang lebih dari
372,000 pasien meninggal karena penyakit ini. Masih menurut WHO, diperkirakan
lebih dari 1 juta wanita terdiagnosis kanker payudara di seluruh dunia tahun
ini. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50 persen pasien mengalami kanker
payudara metastatik.
Faktor Resiko
Riwayat keluarga yang memiliki penyakit serupa
Usia yang makin bertambah
Tidak memiliki anak
Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun
Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama
lebih awal atau- menopause lebih
lambat).
Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen).
Tujuh puluh delapan persen kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia
lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun.
Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 62 tahun.
Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam
perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol,
kegemukan,asupan lemak serta kurangnya
olah fisik.
Diagnostik dan Pemeriksaan
Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi dini kanker
payudara yang diikuti dengan terapi dapat meningkatkan harapan hidup dan
memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. 95% wanita yang
terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari 5
tahun setelah terdiagnosa sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar
para wanita menjalani ¡®sadari¡¯ (periksa payudara sendiri) di rumah secara
rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi
benjolan pada payudara.
Pada umumnya, kanker payudara dideteksi oleh penderita
sendiri dan biasanya berupa benjolan yang keras dan kecil. Pada banyak kasus
benjolan ini tidak sakit, tapi beberapa wanita mengalami kanker yang
menimbulkan rasa sakit.
Selain tes fisik, mamografi tahunan atau dua kali setahun
dan USG khusus payudara disarankan untuk mendeteksi adanya kelainan pada wanita
berusia lanjut dan wanita berisiko tinggi kanker payudara, sebelum terjadi
kanker. Jika benjolan bisa teraba atau kelainan terdeteksi saat mamografi,
biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan contoh jaringan guna dilakukan tes di
bawah mikroskop dan meneliti kemungkinan adanya tumor.
Jika terdiagnosis kanker, maka perlu dilakukan
serangkaian tes seperti status reseptor estrogen.
Jenis tes yang baru menyertakan juga tes tumor untuk
menentukan status HER2 (human epidermal growth factor receptor-2). Ini
berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan
HER2-positif jika pada tumor ditemukan overekspresi HER2 dan kurang sensitif
terhadap kemoterapi tertentu. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk
agresif dari kanker payudara dan memiliki perjalanan penyakit yang lebih buruk
daripada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan 20% ¨C 30 % pasien kanker
payudara memiliki HER2-positif.
Terapi kanker payudara
pembedahan
kemoterapi
terapi hormon
terapi radiasi
Yang terbaru adalah terapi antibodi monoklonal.
Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi penyebaran
penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis kanker payudara mengharuskan
dilakukannya diagnostik yang rinci sebelum memutuskan jenis terapi yang akan
dipakai, sehingga pilihannya bersifat individual.
Pemilihan terapi sistemik primer dapat dilakukan sebelum
operasi pengambilan tumor, hal ini bergantung pada jenis, penyebaran dan ukuran
tumor pada saat diagnostik awal. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi ukuran
tumor sehingga memungkinkan untuk dilakukannya operasi sekaligus mempertahankan
bentuk payudara. Hal ini juga memberikan informasi berharga tentang
sensitifitas tumor terhadap obat yang digunakan. Informasi ini akan menentukan
terapi yang tepat untuk mengatasi tumor yang tertinggal setelah operasi.
Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan.
Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada
stadium penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi umum pasien. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara dan berkelenjar
getah bening atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk
meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan
(ajuvan) seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
Terapi Radiasi Ajuvan
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X berintensitas
tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Ini
dilakukan pada pasien yang telah menjalani operasi untuk tumoryang terlokalisasi pada suatu area. Efek
sampingpada kulit berupa: gatal,
kemerahan, kulit kering dan kelelahan.
Terapi Hormonal
Beberapa tumor payudara mengekspresikan banyak reseptor
estrogen (RE) pada permukaan selnya. Pada jenis tumor ini, hormon estrogen
wanita menunjang pertumbuhan tumor yang berikatan dengan RE dan mengatur siklus
pertumbuhan sel. Kanker payudara yang bergantung pada estrogen disebut
RE-positif. Terapi hormonal seperti tamoxifen atau penghambat aromatase,
menghambat efek pertumbuhan estrogen dan dapat digunakan sebagai terapi ajuvan
setelah operasi atau pada kanker payudara stadium lanjut (metastatik).
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada stadium awal ataupun
stadium lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan, stadium lanjut
yang terlokalisasi atau metastatik). Obat kemoterapi bisa digunakan secara
tunggal atau dikombinasikan untuk terapi kanker payudara.
Terapi Imunologik
Sekitar 20-30% tumor payudara menunjukkan overekspresi
atau amplifikasi gen secara berlebihan. Untuk pasien seperti ini, trastuzumab,
antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2. Trastuzumab dapat
menghambat pertumbuhan tumor dan mematikan sel tumor. Pasien sebaiknya juga
menjalani tes HER2 untuk mendapatkan manfaat terapi dengan trastuzumab yang
merupakan satu-satunya terapi imunologik untuk terapi kanker payudara.
Tahap Akhir Penyakit
Sekitar 50% pasien kanker payudara dapat sembuh, baik
dengan terapi awal ataupun tambahan terapi ajuvan. Bagi 50% lainnya, yaitu
pasien yang mengalami metastatik, pilihan terapi lebih ditujukan untuk
meningkatkan angka harapan hidup. Di antara banyak obat kanker yang diteliti,
hanya sedikit yang efektif pada kasus pasien kanker payudara metastatik, diantaranya
trastuzumab dan capecitabine.
Fokus terapi pada kanker stadium akhir adalah
memperpanjang harapan hidup tanpa mengurangi kualitas hidup pasien. Pada pasien
kanker payudara dengan HER2-positif, trastuzumab diberikan sebagai terapi lini
pertama untuk kanker payudara metastatik dengan kombinasi obat kemoterapi
lainnya (contoh: docetaxel atau paclitaxel) juga pada lini kedua ataupun pada
lini ketiga sebagai terapi tunggal.
Referensi
WHO 2003
(http://www.who.int/mediacentre/releases/2003/pr27/en/)
Perez EA. Current Management of Metastatic Breast
Cancer. Seminars in Oncology 1999; 21(Suppl.7):19¨C24.
Blackwood MA, Weber BL. BRCA1 and BRCA2: from molecular
Genetics to Clinical Medicine. Lancet 1996; 347: 1643-1645.
- Questions & Answers: Young Women and Breast Cancer.
National Alliance of Breast Cancer Organizations.February 2000.