“Diabetes” artinya mengalir terus, sedangkan “Mellitus” berarti madu manis. Istilah ini menunjukkan keadaan tubuh penderita, yaitu adanya cairan manis yang mengalir terus. Diabetes pada anak bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada anak yang baru lahir sekalipun.
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]anyak obat dan metode diciptakan untuk memperbaiki kualitas hidup seorang diabetesi tetapi semuanya akan percuma tanpa didukung dengan kebiasaan untuk mengatur kadar gula darah, salah satunya melalui diet.
Istilah “diet” sebaiknya dihindari dalam edukasi anak dengan DM, hal ini menimbulkan persepsi yang salah pada masyarakat. Sehingga orang tua cenderung membatasi asupan makanan, sementara anak sedang dalam masa tumbuh kembang, membutuhkan kalori yang cukup. Oleh karenanya lebih tepat digunakan istilah “pengaturan makan”.
Cenderung tidak patuh
Diabetes pada anak dapat mempengaruhi gaya hidup dan hubungan antar perorangan antar anggota keluarga. Pada anak usia belasan tahun umumnya cenderung memiliki sifat pemberontak yang diekspresikan pada ketidakpatuhan terhadap segala perintah, termasuk instruksi nutrisi dan insulin. Kerjasama antara orang tua dan juga tenaga kesehatan termasuk konsultan gizi sangat diperlukan.
Dalam menjelaskan persyaratan nutrisi untuk anak atas dasar usia, harus dipertimbangkan jenis kelamin, berat badan dan aktivitas, pilihan makanan termasuk yang didasarkan atas latar belakang etnik dan budaya. Untuk menjawab masalah ini pada tahun 2002 American Diabetes Association melakukan pertemuan dan merumuskan tujuan terapi nutrisi untuk semua penderita diabetes.
1. Mencapai dan menjaga kondisi metabolik yang optimal termasuk kadar glukosa darah dalam batas normal merupakan kondisi yang terbaik untuk mengurangi risiko komplikasi diabetes. Juga mengurangi kadar lipid dan lipoprotein darah untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, serta menjaga tekanan darah tetap dalam batas normal.
- Mencegah dan mengobati komplikasi kronik diabetes. Terapi modifikasi makanan dan pola hidup yang sehat dapat mencegah dan membantu pengobatan dari obesitas, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan nefropati.
- Memperbaiki kesehatan, melalui makanan sehat dan aktivitas fisik.
Apa jenis diabetesnya?
- Anak dengan diabetes tipe 1: sediakan energi yang optimal sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal, caranya adalah dengan jalan mengintegrasikan insulin, kebiasan makan dan aktivitas fisik.
- Anak dengan diabetes tipe 2: lakukan perubahan metode makan dan aktivitas fisik untuk mengurangi ketergantungan terhadap insulin dan memperbaiki status metabolik.
Metode pengaturan makan
Pengaturan makan bagi anak penderita diabetes melitus, dalam hal asupan kalori total yang dianjurkan didasarkan pada ukuran atau luas permukaan tubuh. Kombinasi komponen kalori tersebut sebaiknya 55% karbohidrat, 30% lemak, dan 15% protein.
Kebutuhan kalori anak dan remaja (dewasa muda)
Usia | Kebutuhan Kkal/KgBB |
Anak | |
0–12 bulan | 120 |
1–10 tahun | 100–75 |
Perempuan muda | |
11–15 tahun | 35 |
≥16 tahun | 30 |
Laki-laki muda | |
11–15 tahun | 80–55 (65) |
16–20 tahun |
Anak DM harus memantau diet mereka untuk meminimalisir perbedaan kebutuhan insulin harian. Unsur terpenting pada pemantauan diet meliputi ketetapan jumlah karbohidrat, lemak, dan protein yang dimakan setiap kali makan dan keteraturan jam makan. Anak DM memerlukan asupan kalori yang sama seperti anak lainnya (kira-kira 1000 kalori ditambah 100 kalori per tahun usia).
Asupan kalori total per hari dapat dibagi menjadi 20% untuk makan pagi, 20% untuk makan siang dan 30% untuk makan malam; sisanya 10% makanan kecil masing-masing untuk pertengahan pagi, siang dan malam bila anak memang menghendaki. Pada anak yang lebih tua, makan kecil pertengahan pagi dapat dihapuskan dan ekuivalen kalorinya ditambahkan pada makan siang. Sebaiknya lakukan kombinasi dan variasi menu sehingga anak tidak merasa bosan dan kandungan nutrisi yang diharapakan dapat terpenuhi. Kelebihan pada waktu tertentu masih diperbolehkan seperti pada saat ulang tahun atau pesta, dan di toleransi agar tidak terjadi pemberontakan, sehingga anak secara sembunyi-sembunyi mendapatkan makanan yang diinginkan.
Keberhasilan dari terapi nutrisi ini dinilai dengan melihat kadar HbA1c dan kestabilan berat badan anak serta tes pertumbuhan dan perkembangan anak.
Manajemen pola makan
a. Karbohidrat
Sekitar 70% dari karbohidrat sebaiknya mengandung karbohidrat kompleks seperti tepung/kanji. Karbohidrat kompleks membutuhkan pencernaan yang lebih lama begitu juga absorbsinya, sehingga glukosa plasma meningkat secara perlahan, sementara itu glukosa dari gula sedehana termasuk minuman berkarbonasi diabsorbsi cepat, seperti softdrink, oleh karena itu minuman berkarbonasi harus bebas gula. Prioritas diutamakan pada total kalori dan total karbohidrat yang akan dikonsumsi bukan bahan atau sumbernya.
Untuk pemanis makanan sebaiknya dipilih makanan yang mengandung sakarin, aspartam, kalium acesilfane dan sukrolase untuk tetap menjaga kadar gula setelah makan tetap rendah. Akan tetapi hati-hati penggunaan yang berlebihan karena dapat menyebabkan diare.
Kadar glukosa darah yang dianjurkan untuk anak
Usia | Sebelum makan | Waktu tidur/sepanjang malam |
< 6 tahun | 100-180 | 110-200 |
6.13 tahun | 90-180 | 100-180 |
>13 tahun | 90-130 | 90-150 |
Diet dengan kandungan serat tinggi berguna dalam pengendalian glukosa darah. Pemasukan sekitar 20-35% 24 jam serat dari makanan seperti sayuran terutama kacang-kacangan, roti gandum, tepung beras dan buah-buahan dalam diet menyebabkan penurunan yang bermakna dalam kadar glukosa dan juga kolesterol total dan LDL. Konsep ekuivalen biologis atau indeks glikemik makanan dapat membantu dalam menentukan makanan yang terbaik untuk dikonsumsi penderita diabetes.
Rekomendasi kadar serat harian
Usia | Total serat (g/day) |
1-3 tahun4-8 tahun 9-13 tahun anak laki-laki 9-13 tahun anak perempuan 14-18 tahun anak laki-laki 14-18 tahun anak perempuan | 1925 31 26 28 26 |
b. Lemak
Asupan lemak disesuaikan agar rasio lemak polyunsaturated : saturated meningkat sekitar 1,2 : 1. Mengganti margarin dengan mentega (butter), minyak hewani dengan minyak nabati saat memasak makanan. Asupan kolesterol juga dikurangi dengan membatasi konsumsi kuning telur. Lemak menyumbang 30% dari total kalori harian.
Lemak di dalam tubuh tidak hanya berfungsi sebagai cadangan energi. Tetapi penting juga untuk membantu penyerapan vitamin seperti vitamin A, D, E, dan K, sehingga konsumsi lemak tetap dibutuhkan dalam kebutuhan harian anak, tak terkecuali anak diabetes.
c. Protein
Jumlah asupan protein harian pada anak normal sama dengan anak diabetes, untuk pemenuhan kebutuhan adalah 15-20 %. Kekurangan protein pada umumnya disebabkan oleh pola makan yang kurang baik, pencernaan yang terganggu, penyerapan makanan terganggu, stress, infeksi atau kekurangan zat gizi lain seperti vitamin dan mineral yang dapat berpengaruh pada protein.
Selain berfungsi untuk pertumbuhan, protein berfungsi dalam pembentukan tulang dan otot, juga merupakan cadangan energi yang dapat diubah menjadi glukosa. Sehingga pada anak dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol, jumlah protein yang dikonsumsi jangan melebihi normal, supaya tidak terjadi peningkatan kadar glukosa darah.
Tabel kebutuhan protein harian pada anak
Usia | Recommended dietary allowance (g/kgBB/hari) |
1-3 tahun4-8 tahun 9-13 tahun anak laki-laki 9-13 tahun anak perempuan 14-18 tahun anak laki-laki 14-18 tahun anak perempuan | 1,51,1 0,95 0,95 0,85 0,85 |
d. Mikronutrien
Vitamin dan mineral merupakan salah satu komponen penting dalam metabolisme yang tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Walapun sedikit jumlah yang dibutuhkan tetapi pemenuhannya dalam konsumsi harian haruslah tercukupi. Pada penderita diabetes terdapat suatu keadaan stress oksidatif yang dapat meningkatkan kadar oksidan dalam darah yang sangat berbahaya karena dapat menganggu stabilitas pembuluh darah yang berujung pada kerusakan endotel dan thrombus. Oleh karena itu antioksidan yang terdapat pada beberapa vitamin dan mineral seperti vitamin C, E, selenium, beta karoten dan karotenoid lain sangat diperlukan. Saat ini asam folat yang biasa di konsumsi pada wanita hamil dan menyusui, ternyata baik bagi penderita DM.
Kekurangan kalium, magnesium dan juga zinc serta krom dapat meningkatkan intoleransi terhadap metabolisme karbohidrat. Akan tetapi sampai saat ini belum didapatkan ukuran pasti berapa jumlah mineral tersebut harus di konsumsi. Namun, pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral di atas dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang bervariasi setiap harinya. Kalsium 1000-1500 mg/hari dianjurkan untuk anak dengan diabetes terutama untuk anak yang sedang dalam masa pertumbuhan tulang.
Referensi :
- American Diabetes Association. Diabetes Care volume 27: Nutrition Principles and Recommendations in Diabetes, diunduh dari www.ada.com , update 1 januari 2004
- Florin, KN et all. The John Hopkins Hopspital-The Harriet Lane Handbook: Nutrition and Growth, international edition. Philadhelphia: Elsevier Mosby.2005
- Beers, Mark. Porter, Robert. Diabetes Mellitus and related disorders. The Merck Manual. 18th ed. Merck Research Laboratories. United States of America. 2006. Section 12. Chapter158 : 1280.