Konsentrasi dan memori adalah dua landasan penting dalam proses belajar. Ibu perlu tahu cara mengoptimalkannya agar dapat mendukung prestasi anak.
Sejak masih dalam kandungan anak sudah mulai belajar. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Nadja Reissland dkk., mendefinisikan bahwa pembelajaran pada anak sebagai proses mengidentifikasi dan membedakan stimulus dari luar tubuh ibu seperti sentuhan atau suara ibu.
Usia & pembelajaran
Penelitian lain dilakukan oleh Papalia terkait proses pembelajaran anak yang bervariasi. Tiap tahapan usia anak menentukan tingkat kemampuan belajar anak :
- Usia 0-6 : anak mulai memperhatikan, bereksplorasi dan mencoba-coba.
- Usia 6-18 bulan : proses belajar anak lebih banyak berpusat pada kemampuan bergerak anak.
- Usia 19-36 bulan : anak mulai bisa menerima stimulasi fisik yang berguna mengasah ketrampilan menulis dan membaca.
- Usia 37 bulan ke atas : anak mulai bisa dilatih untuk berkonsentrasi dengan mulai memperkenalkan huruf dan angka.
Cara mengoptimalkan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu agar anak mampu mempertahankan konsentrasi dan memori mereka :
- Memastikan posisi tubuh anak nyaman saat duduk, berdiri maupun tidur agar pernafasannya tidak terganggu. Pola pernapasan akan mempengaruhi aliran oksigen ke otak dan pada akhirnya mempengaruhi konsentrasi dan daya ingat anak.
- Membiasakan anak istirahat cukup siang dan malam.
- Membiasakan anak dibawah usia 3 tahun belajar di ruang tenang.
- Membiasakan anak membaca sejak dini. Pembelanjaran bisa dimulai pada anak usia 6 bulan dengan buku gambar.
- Memberikan anak permainan edukatif seperti puzzle, balok warna dan lainnya.
- Memperhatikan kebutuhan dasar anak. Cukupi nutrisi yang seimbang dan kasih sayang agar anak bisa berkembang kemampuan konsentrasi dan memorinya.
Referensi :
Papalia DE. Human Development A Child World. Me Graw, Hill Humanities 2010.