[pullquote]Wanita suka belanja online itu sah-sah saja. Tapi bentengi agar tak terjerat pada gaya belanja yang berlebih[/pullquote]
Renata adalah ibu muda yang tak bisa jauh dari gadget. Hari-harinya selalu diisi dengan menjelajahi situs-situs belanja. Beli sepatu, beli baju, tas, aksesoris dan alat make up juga tak mau ketinggalan turut ia klik masuk ke dalam keranjang belanjanya. Seakan memiliki gudang harta karun yang tak pernah habis. Renata terus berbelanja dan kegiatan itu ia lakukan kapanpun ia memiliki waktu untuk online.
Sebenarnya apa yang dialami Renata merupakan fenomena yang banyak dialami para wanita saat ini. Kemajuan teknologi di satu sisi kerap memberikan kemudahan dalam berbagai hal termasuk dalam hal berbelanja secara online. Tapi dibalik kemudahan terkadang menyisakan satu permasalahan tersendiri khususnya bagi seseorang yang sukar mengendalikan diri dan mudah terpikat pada suatu barang. Berbelanja online justru dapat mendorong gaya hidup konsumtif.
Penyebab perilaku gila belanja
Berbelanja atau membeli kebutuhan secara online memang cukup membantu di saat seseorang merasa malas untuk keluar rumah. Ia cukup membuka gadget dan masuk pada situs-situs belanja online. Disana ia bisa memilih produk atau barang yang ia inginkan, memasukkan dalam keranjang belanja online dan melakukan pembayaran dengan M-Banking, transfer ataupun jemput tunai. Barang yang diinginkan akan datang beberapa hari berikutnya.
Ketika seseorang terus berbelanja tanpa mengindahkan keuangannya yang mulai menyusut mungkin ini merupakan satu pertanda yang perlu di waspadai. Bisa jadi seseorang telah mengalami compulsive buying disorder (CBD) atau oniomania. Istilah tersebut merujuk pada sikap seorang yang merasa kesulitan dalam mengendalikan diri untuk tidak berbelanja.
Biasanya sikap sulit mengendalikan diri untuk tidak berbelanja dilatar belakangi banyak faktor. Salah satunya adalah problem emosional terkait rendahnya harga diri (self-esteem) akibat pola asuh dan pengalaman pada masa lalu. Lainnya juga bisa disebabkan oleh kecemasan (anxiety), depresi, kesepian (loneliness) ataupun kemarahan (anger).
Gaya belanja mulai tidak sehat
Terkait sikap hidup yang menyukai kegiatan belanja. Biasanya orang-orang dengan gaya hidup gila belanja atau dengan Compulsive buying disorder (CBD) memiliki ciri-ciri seperti berikut :
- Setiap saat dan kapan saja selalu berpikir tentang belanja.
- Berbelanja melebihi batas kemampuan.
- Belanja sebagai reaksi dari rasa marah atau tertekan.
- Belanja berlebihan yang mengakibatkan kesulitan finansial serta menggangu hubungan/ dengan orang lain.
- Memiliki dorongan membeli yang tak terkontrol
Selain ciri personal yang bisa identifikasi apakah seseorang memiliki gaya belanja yang sehat atau tidak? Caya belanja seseorang juga bisa dikatakan mulai tidak sehat apabila mengarah pada tanda-tanda seperti berikut :
- Menghabiskan waktu terlalu lama browsing.
- Tidak melakukan hal-hal produktif.
- Merusak hubungan dengan orang lain (meminjam uang).
- Mulai kesulitan finansial (memiliki banyak kartu kredit dan over limit).
Cara mengendalikan diri
Terus membeli barang-barang yang tidak terlalu diperlukan yang diluar perencanaan akan berdampak pada beberapa hal seperti berikut :
- Problem sosial: terganggunya hubungan sosial sebagai akibat tindakan suka meminjam uang pada banyak orang untuk menutup tagihan utang saat berbelanja. Sikap tersebut bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman bergaul dengan kita.
- Problem pribadi: memicu gaya hidup yang tidak sehat / tidak produktif,
- Problem finansial: terbelit banyak hutang dengan berbagai pihak.
Dan guna mengantisipasi kemungkinan terburuk. Ada baiknya mulai saat ini gaya belanja dikendalikan diri dengan cara berikut :
- Mengendalikan penggunaan kartu kredit terkecuali hanya dalam keadaan darurat saja.
- Kendalikan hasrat berbelanja dengan kegiatan lain seperti berolah raga. Hal ini bukan hanya berguna untuk mengalihkan atensi, tetapi juga untuk membantu mengurangi adrenalin yang berlebih serta mengurangi level stres.
- Lakukan perencanaan belanja dengan membuat list. Berkomitmenlah untuk membeli apa yang anda perlukan saja.
- Carilah teman dekat/keluarga yang dapat membantu dalam keadaan sulit (ketika depresi, kesepian, dll). Mintalah mereka untuk selalu mengingatkan Anda agar tidak berbelanja saat memiliki masalah.
- Bila ingin berbelanja, ajaklah orang ini untuk menemani dan membantu mengendalikan sikap belanja yang tidak terkontrol.
- Pikirkan dengan matang konsekuensi negatif yang didapat bila berbelanja online.
- Hindari browsing online dengan melakukan pekerjaan yang produktif.
Konsultan: Dr. Artiawati, Psikolog
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya