[quote type=”center”]Bermain dengan pendekatan Floortime ™ bukan hanya secara harafiah bermain dengan duduk di lantai. Namun di dalam pendekatan Floortime ™, terdapat dua hal yang penting untuk diperhatikan, yaitu follow the child’s lead (mengikuti arahan atau ide, minat anak) dan setelah kita itu dapat mengikuti arahan atau ide anak, secara perlahan kita memberikan tantangan yang sesuai untuknya. Bermain dengan Floortime ™ dapat dilakukan dimana saja namun sebaiknya dilakukan dalam waktu yang khusus.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]M[/dropcap]engapa harus dengan bermain ? karena bermain adalah hal yang natural bagi anak dan setiap anak tidak perlu diajarkan cara bermain, kecuali permainan yang bersifat struktural dengan aturan.
Insting anak adalah bermain, dan permainan yang baik adalah permainan yang interaktif dan komunikatif, didampingi dengan teman bermain dan adanya kesempatan untuk menuangkan idenya secara bebas. Ketika bermain, anak berkesempatan untuk menuangkan perasaan, dorongan untuk mengekspresikan diri melalui bahasa tubuh dan kata-kata.
Menurut DR. Stanley Greenspan, MD seorang psikiater anak, penemu pendekatan DIR/ Floortime ™, seringkali kita berusaha mengajarkan sesuatu kepada anak, dan dalam sejarah dunia pendidikan, kita seringkali merasa bahwa anak harus diajarkan sesuatu hal yang tidak ingin mereka pelajari, dan secara natural, anak adalah mahluk yang suka bersenang-senang dan tidak dapat berkembang dengan optimal apabila kita hanya mengikuti dan menuruti permintaan mereka.
Namun di dalam pendekatan DIR/ Floortime ™, mengapa kita mengikuti arahan anak, mengapa kita mengikuti petunjuk dari anak dan bukan anak yang mengikuti kita ? Minat ataupun arahan yang berasal dari anak adalah “jendela” untuk masuk kedalam kehidupan perkembangan emosi mereka. Melalui minat anak, keinginan anak yang alamiah, kita akan mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang menyenangkan, yang disukai oleh anak dari sudut pandang anak.
Sehingga ketika kita mengikuti arahan anak sesuai dengan minat anak, adalah saat dimana kita memasuki dunia mereka dan bergabung dengan mereka. Ketika kita masuk ke dalam dunia mereka, dimulai dari minat anak maka kita menunjukan bahwa kita dapat menghargai apapun hal yang membuat mereka tertarik, atau menghargai apapun yang menjadi hal penting bagi mereka.
Ketika kita dapat menghargai minat anak dan menghargai dirinya sebagai individu, maka dengan sendirinya anak akan memberikan tatapan yang ramah dan senyum yang hangat, dan bukan terlihat terganggu ataupun lari dari kita. Ketika hal ini terjadi, maka kita memasuki dunia berbagi antara anak dengan kita.
Dengan Floortime ™, kita ingin masuk ke dalam dunia anak, mengikuti arahannya dengan menghargai dirinya sebagai individu, bersama dengan anak mengajak dirinya untuk masuk ke dalam dunia berbagi dengan kita, dan keluar dari dunianya sendiri.
Namun kita tidak ingin mengajaknya keluar dari dunianya dengan berteriak ataupun menjerit. Melainkan kita ingin menarik mereka ke dunia berbagi dengan relasi yang hangat dan menyenangkan. Ketika anak masuk dalam dunia berbagi, kita membantu mereka untuk dapat menguasai perkembangan emosi yang berkaitan dengan perkembangan kognitif, sosial, bahasa, serta konsep diri mereka dan kemampuan anak untuk menjalin relasi, berkomunikasi dan berpikir.
Semua itu berjalan secara bertahap dan berkesinambungan, tahap awal merupakan persiapan ke tahap selanjutnya. Anak membutuhkan pola asuh yang hangat serta menyenangkan.
Biasanya tahap perkembangan emosi anak berakhir pada saat usianya 4-5 tahun. Sebelum menerapkan pola floortime, kenali 6 tahap perkembangan emosi anak.
Tahap 1. Mengatur diri dan minat terhadap lingkungan
Anak mampu mengolah rangsang dari lingkungan dan menenangkan dirinya sendiri. Jika tidak, anak belum mampu mengatur dirinya sendiri dan berusaha mencari rangsang yang dibutuhkan atau sebaliknya menghindari rangsang yang membuatnya tidak nyaman.
Tahap 2. Menjalin keakraban dan keintiman
Anak mampu terlibat dalam suatu hubungan yang hangat, akrab, dan menyenangkan dengan penuh cinta kasih. Di sinilah peran orangtua atau pendamping anak.
Tahap 3. Komunikasi dua arah
Anak mulai menunjukkan aksi dan reaksi. Bentuk komunikasinya belum tentu verbal namun yang penting anak bisa menyampaikan keinginannya dan mengenal konsep sebab akibat, dan mulai berinisiatif.
Tahap 4. Komunikasi semakin kompleks
Pada tahap ini anak mulai dapat mengekspresikan keinginan dan emosi dengan lebih berwarna dan kreatif. Anak mulai memahami karakter orang lain, dan mengerti bila sikapnya ditolak atau disetujui orang sekitarnya. Anak mulai mampu memecahkan masalah berdasarkan pemikiran logis.
Tahap 5. Ide emosional
Anak mampu menciptakan ide, misalnya bermain pura-pura, bereksperimen dengan perasaan, keinginan, dan harapan. Mulai ada ide memberi nama pada benda-benda sekitarnya, dan paham akan penggunaan simbol benda secara kongkrit.
Tahap 6. Berfikir emosional
Anak sudah mampu menciptakan kaitan beberapa ide sehingga dapat berpikir secara logis dan realistis. Mampu mengekspresikan berbagai emosi dalam bermain, memperkirakan perasaan dan akibat dari suatu aktivitas mengenal konsep ruang, waktu dan bisa mengemukakan pendapatnya. Anak siap belajar berfikir abstrak.
Menjalin komunikasi melalui bermain dengan pendekatan Floortime ™
Adalah cara berinteraksi antara orang dewasa dengan anak dalam suasana yang mampu membentuk kedekatan emosi yang sehat, sosial, dan intelektual. Memahami emosi dan profil sensori anak adalah kata kunci yang efektif dalam memberikan perhatian dan pengajaran.
Prinsip utama Floortime ™ adalah memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul untuk berinteraksi dengan cara yang disesuaikan dengan tahap perkembangan emosi anak. Interaksi yang terjadi diharapkan bermula dari inisiatif anak, kemudian pengasuh atau orangtua mengikuti anak dan memanfaatkan emosi sebagai sebagai titik awal interaksi, diperluas dan dikembangkan menjadi lebih bermakna dan timbal balik.
Apa tujuan Floortime ™?
- Mendukung tercapainya kemampuan untuk membagi atensi dengan orang lain, kemampuan membentuk relasi yang intim, hangat dan dapat dipercaya.
- Mendukung tercapainya kedekatan hubungan anak dengan orangtua. Saat anak belajar dan mengeksplorasi dunianya, anak tetap tenang. Anak merasa Anda adalah orang yang paling berarti baginya.
- Membentuk komunikasi 2 arah dan berpartisipasi didalamnya dengan jangkauan emosi yang bervariasi, membantu anak belajar memulai/membuka dan menutup komunikasinya (daripada hanya memberikan respon) dengan menggunakan komunikasi yang spontan. Anak menjadi mampu berekspresi, menyatakan keinginan, perasaan, dan harapannya.
- Membuat anak percaya diri.
- Membantu anak untuk membaca, memberikan respon dan beradaptasi dengan perasaan orang lain.
- Membantu untuk kreatif, mengembangkan kemampuan interpersonal mengenai nilai-nilai sosial
- Membantu anak berpikir logis, dan memberi kesempatan anak untuk mengemukakan pikirannya melalui cara yang logis.
Tip agar bermain dengan pendekatan Floortime ™ berjalan optimal
- Carilah waktu dimana Anda bisa bermain bersama si kecil tanpa ada gangguan paling tidak selama 30 menit. Idealnya dilakukan sebanyak 8-10 kali dalam sehari, dan dilakukan secara konsisten.
- Ikuti inisiatif anak, jadikan mereka pemimpin dan ikuti kemauannya.
- Bersikap sabar dan tenang, tidak terburu-buru. Bila Anda kelihatan memaksakan diri dan terburu-buru, si kecil biasanya jadi tidak tenang.
- Berempatilah terhadap emosi anak, jangan gampang tersulut emosi. Jalin kedekatan dengan anak.
- Ciptakan lingkungan bermain yang menyenangkan.
Usahakan melibatkan ke-6 fungsi pengembangan emosional anak (seperti tersebut di atas).