[quote type=”center”]Hanya sedikit orang yang lahir dengan ‘bakat’ kewirausahaan. Namun, keinginan dan kemampuan seorang individu untuk menjadi seorang wirausaha sukses suatu hari nanti perlu dipupuk serta dibentuk sejak dini.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]E[/dropcap]ntrepreneur berasal dari bahasa Perancis yang muncul pada sekitar awal abad ke-17 atau 18, yang memiliki makna ‘mengelola’. Singkatnya, arti dari entrepreneur yang dicetuskan oleh Jean Baptiste Say ini adalah ‘orang yang mengelola suatu aktivitas’.
Bakat kewirausahaan ini biasanya sudah terlihat sejak kecil. Dengan bimbingan dan arahan orang tua serta mereka yang berpengalaman, kesadaran tentang nilai-nilai kerja keras dan kreativitas sudah bisa ditanamkan pada anak untuk mengasah jiwa kewirausahaannya.
Ciri-ciri anak dengan ‘bakat’ wirausaha
Anak-anak tentu belum memahami tentang perencanaan bisnis dan istilah-istilah bisnis lainnya, namun mereka sudah memiliki ‘ciri-ciri’ tertentu yang menunjukkan dorongan kewirausahaan mereka. Tanda terkuat yang mudah dilihat adalah keinginan mereka untuk menghasilkan uang tambahan dari hasil usaha mereka sendiri. Tentu saja yang dimaksud hanyalah usaha-usaha sederhana yang mampu mendatangkan uang dari usaha yang mereka lakukan. Contohnya saja, berjualan camilan ringan, kerajinan tangan buatannya atau menerima jasa merawat binatang peliharaan.
Secara perlahan, muncullah kesadaran bahwa mereka bisa mendapatkan keuntungan dari hal-hal sederhana seperti itu. Ciri-ciri umum lainnya yang ditemukan dari jiwa wirausaha seorang anak adalah kemandirian yang muncul sejak dini, kreativitasnya yang tak terbatas, ketekunan dan percaya diri. Dengan menggabungkan ciri-ciri tersebut dengan motivasi untuk mendapatkan uang tambahan, Anda telah melahirkan seorang anak berjiwa kewirausahaan.
Arahan orangtua tetap dibutuhkan
Di dunia di mana anak bisa dengan mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, penting baginya untuk sedikit berjuang, mengembangkan motivasi dan melecutkan daya kreativitasnya. Sebagai orangtua, sedikit ketat dengan uang saku yang diberikan mungkin mampu memotivasi anak mencari uang saku tambahan. Komunikasikan pada anak mengenai nilai uang sehingga mereka paham dari mana uang berasal dan bagaimana mengatur uang yang dimiliki.
Cara termudah untuk menunjukkan proses ini pada anak adalah melalui membuka rekening tabungan di bank. Anak dapat melihat uang yang masuk versus uang yang mereka keluarkan dengan cara yang sangat teratur. Anak juga bisa mendapatkan manfaat dari pemahaman bagaimana cara kerja cek dan kartu debit serta (nantinya) kartu kredit).
Ketika anak beranjak dewasa, orangtua juga bisa mengenalkan anak tentang pemahaman nilai riil suatu produk sehingga nantinya anak mampu menghitung secara sederhana biaya-biaya yang mereka keluarkan melalui proses ini dengan cara menganalisa pekerjaan dan waktu yang mereka keluarkan dengan perbandingan biaya hasil penjualan. Ini memberikan suatu pelajaran hidup sekaligus dasar-dasar bisnis sederhana pada anak.
Ayo simak tipnya dan Anda dapat bermain sambil belajar berwirausaha dengan anak.
Tips mengasah jiwa wirausaha anak
- Ajarkan anak bagaimana menentukan dan meraih tujuannya. Buatlah daftar dan tulis tujuan apa saja yang ingin diraih. Menuliskan tujuan yang ingin dicapai umumnya dapat terpenuhi 80% daripada hanya memikirkan atau membicarannya saja.
- Ajari anak jeli melihat peluang dan bagaimana menyusun rencana untuk mendapatkannya. Biasakan anak untuk menciptakan solusi yang positif terhadap permasalahan yang muncul, kebiasaan ini akan memunculkan ide-ide hebat!
- Mengasah selling skill yang dapat berguna suatu hari nanti. Ajarkan anak untuk memulai usahanya dalam skala kecil terlebih dahulu, misalnya menjual mainan lama, hasil kerajinan tangan sendiri hingga camilan.
- Pemahaman mengenai keuangan penting diajarkan sejak dini. Cara paling sederhana adalah dengan membukakan rekening tabungan untuk anak.
- Ajarkan anak seni marketing, karena pembeli adalah kunci dari kesuksesan suatu usaha. Ajak mereka mengamati iklan-iklan di berbagai media dan tanyakan apa yang membuat iklan-iklan tersebut menarik. Lalu, minta mereka membuat sendiri materi iklan dan cara menjual produk yang menarik.
- Tanamkan pada anak bahwa kegagalan justru dapat menjadi pelajaran positif. Hindari menghukum anak jika mengalami kegagalan, justru ajak anak untuk mendiskusikan faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kegagalan kali ini dan bagaimana mencegahnya terjadi kembali.
- Komunikasi yang efektif meningkatkan penjualan. Usaha yang sukses biasanya membutuhkan kemampuan berkomunikasi seseorang. Ajarkan anak berkomunikasi dengan efektif, sopan termasuk gestural yang baik seperti memandang mata lawan bicara, berbicara di telepon dengan perlahan dan jelas serta sopan, menulis surat atau e-mail dengan bahasa yang sopan.
- Tanamkan keinginan membantu orang lain. Diskusikan dengan anak mengenai kegiatan berwirausaha yang menunjang kegiatan sosial bagi sesama. Jelaskan pada anak konsep bahwa bisnis-bisnis hebat itu mesti juga mampu meningkatkan taraf hidup banyak orang.
- Kemandirian menciptakan rasa percaya diri pada anak. Ketika anak meminta uang untuk membeli mainan, ajaklah ia berdiskusi bagaimana cara mendapatkan uang tersebut melalui usaha sendiri.
Tanamkan jiwa pemimpin sejak dini pada anak, sekaligus mampu berpikir ‘out of the box’ serta menciptakan solusi unik dari setiap permasalahan.