[pullquote]Dunia yang semakin mengglobal dan perekonomian yang semakin berkembang mendorong semakin tingginya tingkat kompetisi di dunia kerja. Hal ini mengharuskan setiap individu memiliki ‘nilai lebih’ dibandingkan yang lain.[/pullquote]
[dropcap]S[/dropcap]udahkan kita membayangkan akan seperti apakah kompetisi yang dihadapi oleh anak-anak kita dalam kurun waktu 10-20 tahun mendatang? Para pakar menjelaskan bahwa mereka yang akan survive adalah tenaga kerja yang memiliki ‘nilai lebih’ atau keterampilan khusus. Jiwa berwirausaha ternyata menjadi salah satu nilai lebih yang dapat menjadi bekal penting bagi anak-anak kita nanti.
Menanamkan jiwa wirausaha sejak dini
Semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk kesuksesan mereka kelak. Beberapa orangtua mulai mengenalkan jiwa wirausaha sejak dini karena memiliki manfaat yang positif untuk anak, berikut diantaranya:
- Dunia usaha mencakup pemahaman tentang etika kerja, cara bersikap, keterampilan berkomunikasi, kepribadian hingga keterampilan mengelola emosi bagi setiap individu. Hal-hal yang baik untuk mendukung kematangan emosi anak.
- Anak belajar melihat suatu masalah atau tantangan sebagai suatu kesempatan positif untuk maju. Ia belajar tentang kegagalan dan tak gentar menghadapinya. Hal ini akan menumbuhkan sikap sabar dan tahan banting saat menghadapi persoalan.
- Memupuk sikap percaya diri pada anak terhadap kemampuannya, kualitas dirinya dan keputusan-keputusan yang diambilnya.
- Seorang wirausahawan terbiasa memiliki pemikiran kreatif yang mampu mengarahkannya pada ide-ide inovatif.
- Anak terbiasa bertindak dengan tujuan, tahu apa yang diinginkan, apa yang ingin diubah dan apa yang sudah mereka miliki untuk dikembangkan.
- Lebih mampu berempati terhadap orang lain sehingga dapat melihat suatu permasalahan dari sudut pandang orang lain.
Lakukan dengan cara sederhana
Anda tak harus menjejali anak dengan berbagai teori bisnis atau wirausaha, apalagi membandingkan dengan anak lain yang sudah ‘berbisnis’ sejak kecil. Segalanya membutuhkan waktu dan proses. Bersenang-senanglah dalam melakukannya, semakin anak tidak merasa terbebani, ia akan semakin mudah merekam apa yang dipelajari di dalam benaknya.
Berikut adalah beberapa tipnya:
- Biasakan anak suka membaca. Semakin luas wawasan anak, semakin mudah baginya untuk berpikir kreatif, hal yang penting dalam dunia wirausaha. Pilihlah bacaan yang bermutu sesuai dengan dasar-dasar sikap yang Anda inginkan.
- Jadilah orangtua yang tidak berjarak dengan anak. Berikan mereka kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan, namun Anda tetap dapat menjadi teladan yang mendorongnya untuk bersikap positif.
- Bantu ia berlatih mengelola uang saku sebelum mengelola uang hasil usahanya. Anda bisa mengajarkan berapa yang ditabung dan berapa yang bisa dibelanjakan.
- Ajaklah anak berpikir bahwa siapa pun bisa punya uang dari usaha sendiri. Anda pun bisa memberinya ‘upah’ jika dia mau melakukan suatu tugas di rumah.
Apa yang bisa ia lakukan?
Tak ada kata ‘terlalu awal’ bagi anak yang ingin memulai bisnisnya, dukunglah keinginan tersebut jika hal itu memang muncul dari dirinya sendiri. Berikan ia modal awal untuk memulai ‘bisnis’nya namun arahkan ia untuk bertanggung jawab terhadap semua prosesnya. Yang penting, ia melakukan semuanya dengan senang hati.
Beberapa kegiatan wirausaha yang sesuai untuk anak:
- Berjualan. Anak bisa berjualan makanan atau camilan, aksesoris, kerajinan tangan dan sebagainya. Lebih bagus lagi jika ia bisa membuatnya sendiri.
- Jasa. Menawarkan suatu jasa pun bisa menghasilkan uang. Misalnya: jasa menyapu halaman rumah, mencuci sepeda, menjaga adik, merawat binatang kesayangan milik tetangga, membungkus kado dan sebagainya.
- Membantu usaha orangtua saat liburan atau akhir pekan. Terutama jika orangtua memiliki usaha sendiri. Misalnya: Anda bisa meminta anak untuk membantu bagian packing, bagian administrasi dan sebagainya.
Testimoni Wirausahawan Cilik
QANITA MUTMAINATUNISSA (7 tahun)
Kelas 1 SDS Bina Talenta, Bandung.
“Sebenarnya cita-citaku jadi guru atau dokter, tapi aku sudah senang berjualan sejak masih TK. Aku berjualan jelly buah karena gampang membuatnya dan harganya juga murah untuk teman-teman, ukuran kecil Rp1.000 dan yang besar Rp2.000. Ayah dan Bunda selalu membantu aku melakukan usaha ini. Kalau jualan laku aku senang sekali, tapi sedih kalau sisanya masih banyak. Tip dari aku, kalau mau berjualan harganya mesti murah jadi terjangkau. Uang hasil jualan ini selalu aku tabung. Berjualan itu seru!”
BENEDICTUS BRANDON KARTAWINATA (8 tahun)
Kelas 3 SDK 11 BPK Penabur Sunrise, Jakarta Selatan.
“Aku sangat senang menggambar binatang-binatang besar seperti dinosaurus, macan, naga dan singa. Karena itu aku ingin menjadi animal scientist kalau sudah besar nanti. Aku lalu punya ide untuk membuat buku cerita bergambar yang aku juga ke teman dan sepupuku sejak aku kelas 2 SD. Harganya Rp2.000 sampai Rp.5.000 per buku, tergantung tebal/tipis buku yang dijual. Orangtua dan kakak selalu mendukung aku berjualan. Uang hasil berjualan buku cergam ini aku tabung dan aku bangga karena bisa mendapatkan uang dari hasil kerja kerasku sendiri.”
Bagi Anda yang ingin mengenalkan dunia wirausaha pada anak, ada dua buku referensi yang sesuai untuk anak usia praremaja hingga remaja, yaitu, Chefpreneur Junior: Serunya Menghasilkan Uang dari Dapur dan Craftpreneur Junior: Serunya Menghasilkan Uang dari Kerajinan Tangan. Berbagai teori mengelola usaha serta mengelola uang, ulasan serta berbagai tip bermanfaat mengenai kewirausahaan anak, tertuang dengan jelas dalam buku yang didesain dengan penuh warna ini.
Terdapat 15 resep praktis dan mudah serta bisa dijual dalam buku Chefpreneur Junior dan 15 kerajinan tangan unik dan kreatif yang bernilai jual dalam buku Craftpreneur Junior, lengkap dengan foto-foto step-by-step, keterangan bahan serta perincian harga yang akan memudahkan orangtua serta sang anak untuk mempraktekkannya.
Kedua buku yang terbit bulan Februari 2015 ini merupakan hasil kolaborasi Debby Lukito Goeyardi bersama kedua anaknya, Patricia Cornelia Fei Goeyardi dan Vanessa Monica Fei Goeyardi, berdasarkan pengalaman berbisnis Onigiri dan Chocflake buatan sendiri. Kegiatan yang telah dijalani sejak Patricia kelas 3 SD ini bahkan menghantarkannya maju sebagai finalis Kidpreneur Awards 2013 di Jakarta.