Istilah medisnya adalah nocturnal enuresis. Dimana-mana ada anak mengompol, jumlahnya sangat banyak. Mengompol dapat menyebabkan anak merasa tertekan, rendah diri, dan berbeda dengan temannya. Mengompol dapat menyebabkan anak menghindari aktivitas sosial misalnya berkemah atau menginap di rumah teman. Orang tua sering menyebut mereka seperti “bayi,” atau memarahi mereka.
Seberapa sering?
Mungkin sebanyak 15% di antara anak-anak mengalami mengompol. Pada umur 12 tahun, 3% di antara anak-anak masih mengompol, kebanyakan anak laki-laki.
Apa penyebabnya?
- Mengompol malam primer. Sebagian besar mengompol termasuk golongan ini. Anak belum pernah dapat mengatasi mengompol. Paling sedikit 2 kali sebulan. Penyebab paling sering adalah belum matangnya bagian otak yang memberi sinyal bila kandung kemih sudah penuh sehingga anak terbangun. Penyebab lain misalnya perbedaan otot kandung kemih, kandung kemih yang kecil, terlalu banyak urine, dan tidur terlalu nyenyak sehingga tidak merasa saat kandung kemih penuh. Bukan disebabkan oleh masalah psikologis atau emosional. Mengompol dapat merupakan faktor yang diturunkan.
- Mengompol malam sekunder. Lebih jarang ditemukan. Anak sudah pernah tidak mengompol selama 6 bulan, lalu mulai mengompol lagi. Pada anak-anak ini harus dicari penyebab yang melandasinya, misalnya stres karena perceraian, pindah ke tempat baru, mempunyai adik, atau kematian seseorang yang dicintainya. Beberapa penyebab medis misalnya infeksi saluran kemih, konstipasi, sering ada pup di celana dan lain-lain.
Apakah anak harus dibawa ke dokter?
Mengompol merupakan kejadian normal pada anak berumur kurang dari 6 tahun. Bila sudah lebih tua, bawalah ke dokter. Tetapi ingat, sebagian besar dapat sembuh tanpa terapi apa-apa.
Apa yang dapat dikerjakan?
- Jangan menghukum. Menghukum tidak akan membantu, bahkan membuatnya makin stres.
- Sabar dan penuh pengertian. Sebagian besar akan sembuh sendiri.
- Ceritakan bahwa orang lain juga sering mengompol. Anak akan merasa terhibur dan tidak merasa sndiri.
- Hargailah privasinya. Jangan menceritakan bahwa ia mengompol kepada orang lain.
- Minta anak untuk menukar celana dan membereskan tempat tidurnya sendiri bila ia mengompol, tetapi jangan lakukan hal ini sebagai hukuman.
- Beberapa anak akan meminta celana berlapis, agar tidak tembus ke tempat tidur.
- Berikan hadiah bila tidak mengompol.
- Minta ia minum air banyak di pagi dan siang hari. Hal ini akan melatih kandung kemihnya.
- Minta ia buang air kecil sebelum tidur.
- Anak harus cukup tidur.
- Hindari kafein dan makanan yang menyebabkan alergi, yang dapat merangsang kandung kemih.
- Batasi minum setelah amkan malam.
- Bangunkan anak malam hari sebelum ia mengompol. Ajak ke WC, lalu kembali lagi ke tempat tidur. Hal ini tidak melatihnya untuk tidak mengompol, tetapi paling tidak ia senang karena tempat tidurnya tidak basah.
- Cobalah alarm mengompol. Saat basah, alarm akan berbunyi dan anak akan terbangun sehingga ia dapat menahan mengompol lebih lanjut. Kadang justru orang tuanya yang terbangun. Tidak apa. Bantulah anak ke WC. Perlu waktu 6-8 minggu sebelum alarm menunjukkan hasil.
- kadang dokter memberi obat, misalnya:
- Tofranil (imipramine) bekerja dengan relaksasi kandung kemih.
- DDAVP (desmopressin) meruapkan hormon. Bekerja dengan mengatur ginjal agar lebih sedikit memproduksi urine. Tersedia dalam bentuk semprotan hidung atau tablet.
- Detrol (tolterodine) mengurangi kontraksi otot kandung kemih.
No Comments
Jadi ingat jaman kecil dulu. Waktu masih kecil main sama temen temen, terus kalau ada temen yg masih ngompol, temen tersebut disuruh agar pusernya di gigit capung, biar gak ngompol lagi.
he he he mitos atau fakta ?
mitos aja deh yaaa 🙂