[quote type=”center”]“Sudah mandi ? Jangan lupa pakai minyak telon, supaya hangat dan harum.” Kalimat ini merupakan anjuran yang kerap kita dengar saat sedang memandikan si buah hati.[/quote]
Sebetulnya, apa itu minyak telon ?
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]M[/dropcap]inyak telon (dari bahasa Jawa telu, tiga) merupakan minyak yang sering dibalurkan pada tubuh bayi yang merupakan campuran minyak kayu putih (oleum cajuputi), minyak adas (oleum foeniculi), dan minyak kelapa (oleum cocos) dalam kadar yang bervariasi. Komposisi yang biasa dipakai ialah 3:3:4. Beberapa produsen masa kini mengubah komposisi (misalnya menjadi 2:2:6), menambah komponen lain sebagai campuran, misalnya lavender, atau mengganti minyak kelapa dengan minyak lain, seperti minyak zaitun.
Campuran ini memberikan rasa hangat karena merangsang pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Minyak kelapa berfungsi sebagai pelarut dan berguna untuk menghasilkan campuran yang lebih lembut. Minyak kayu putih sebagai penghangat. Minyak adas mempunyai khasiat anti kembung. Adas juga dapat merangsang syaraf dan menjadikan kerja pencernaan lebih aktif. Kedua jenis minyak terakhir termasuk minyak yang mudah menguap. Aromanya juga dapat memberikan rasa tenang.
Minyak telon dipakai dengan cara dioleskan di kulit. Penggunaannya sudah menjadi kebiasaan turun menurun di kalangan masyarakat kita.
Kenapa minyak telon ?
Secara umum, setiap individu termasuk bayi, perlu tenaga. Sebagian tenaga digunakan untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari, sebagian yang lain untuk mengatur suhu badan dan atau untuk pertumbuhan.
Suhu tubuh bayi yang normal berkisar antara 34-35 derajat Celcius. Seperti diketahui, fungsi pengaturan suhu badan pada bayi (apalagi bayi yang lahir prematur) belum sesempurna orang dewasa. Oleh karena itu, bayi harus dilindungi dari kedinginan karena tubuhnya masih sangat rentan. Dikhawatirkan, jika bayi kedinginan, maka tenaganya akan banyak dipakai untuk melawan rasa dingin. Tenaga yang sebetulnya bisa digunakan untuk pertumbuhan akan diambil dan dikuras demi menghangatkan badannya.
Minyak telon biasanya dioleskan ke tubuh bayi sehabis mandi, baik pagi maupun sore. Hal ini karena meski pun bayi mandi memakai air hangat, ia akan merasa kedinginan ketika diangkat dari bak mandi. Pada waktu itulah bayi memerlukan penghangat untuk mengatasi rasa dinginnya.
Dipilih minyak telon karena merupakan campuran yang relatif lebih lembut, dibanding minyak penghangat lainnya misal minyak kayu putih. Minyak kayu putih, terlalu keras untuk kulit bayi yang masih sensitif. Berbeda dengan anak yang sudah lebih kuat, bisa diberikan minyak kayu putih.
Apakah bayi harus pakai minyak telon ?
Kendati sudah menjadi kebiasaan, pemakaian minyak telon kadang menimbulkan pertanyaan dan pro-kontra. Menilik bahwa ini merupakan kebiasaan, tentu manfaatnya jelas ada. Namun, tak bisa dipungkiri efek negatifnya pun harus diwaspadai.
Hal ini karena ada beberapa bayi yang kulitnya sangat sensitif. Khususnya anak yang berbakat atopik. Meskipun diberi minyak telon yang relatif lembut pun, kulitnya tetap tak tahan. Hal ini bisa menyebabkan iritasi pada kulit yang ditandai dengan bercak kemerahan, kulit kering sampai mengelupas.
Boleh tidak bila diminumkan saat bayi kembung ?
Ada orang tua yang memberi minum bayinya beberapa tetes minyak telon saat dianggap bayinya “masuk angin”. Sebetulnya istilah masuk angin menggambarkan terjadinya kembung akibat gangguan pencernaan. Memang selain sebagai penghangat, minyak telon juga berkhasiat meredakan kembung.
Namun perlu diingat bahwa minyak telon tergolong obat luar, bukan obat untuk diminum. Cara diminumkan sangat tidak dianjurkan. Karena dikhawatirkan akan memicu iritasi di “dalam” sehingga bayi justru mengalami diare.
Tips
- Pakai minyak telon seperlunya, jangan berlebihan. Cukup 1-2 tetes saja, oles di sekitar pusar.
- Hindari pemakaiannya pada anak yang berbakat atopik/sensitif.
- Jika terjadi iritasi, segera hentikan kontak dengan minyak telon dan konsulkan ke dokter. Bila dinilai perlu, dokter akan memberikan obat atau salep.
Referensi :
- Minyak telon. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_telon, Juni 2008.
- Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Kulit bayi & Anak. Cara Perawatan serta Masalah yang Sering Dijumpai. Jakarta, Badan Penerbit FKUI, 2011.