Jangan sekedar menyuruh anak berdisiplin. Berikan contoh yang nyata
pada si kecil. Temukan cara yang tepat agar anda dan si kecil sama-sama
berdisiplin.
Bayangkan anda sedang menyuruh si kecil tidur tepat pukul sembilan
malam, sementara itu anda sendiri sangat senang begadang (bukan karena
pekerjaan) ironis bukan? Orang tua sering menuntut anaknya untuk
disiplin tidur pada waktunya, sementara pada saat yang sama mereka
asyik menonton televisi.
Melatih disiplin pada anak tidaklah sesederhana mematikan tombol lampu.
Orang tua perlu niat bulat dan komitmen untuk melaksanakannya. Jika
tidak, usaha anda untuk mendisiplinkan anak akan sia-sia. Kalaupun
saat itu anak tidak membantah, itu hanyalah upaya untuk mengikuti
perintah, bukan sebuah proses sikap disiplin.
Tujuh langkah yang harus dilakukan orang tua yang ingin anaknya disiplin.
Berikan Teladan yang Positif
Ingatlah anak adalah peniru ulung. Ia akan lebih mudah meniru apa yang orang tuanya lakukan daripada menuruti apa yang orang tua katakan. Karena itu, mereka akan bertingkah laku persis seperti apa yang mereka lihat. Orang tua adalah gambaran paling dekat yang akan mereka contoh.
Itu artinya, orang tua tidak dapat berharap si kecil disiplin sementara mereka tidak. Jadilah contoh yang baik dari peraturan yang telah ditetapkan. Tentu, bukan saja ketika anak memperhatikan anda. Sehingga dalam jangka panjang anak akan memahami betapa pentingnya disiplin.
Jelaskan Aturan yang Telah Ditetapkan
Sangat tidak efektif jika orang tua menetapkan sederet aturan yang harus dipatuhi, tetapi anak tidak mengerti mengapa ia harus mengikuti aturan tersebut. Bantulah si kecil untuk mengerti mengapa aturan itu perlu ditaati. Jelaskan mengapa anak tidak boleh tidur larut malam, mengapa ia harus belajar, mengapa ia harus mandi, dan sebagainya.
Selain itu, penting bagi orang tua dan anak untuk memastikan bahwa aturan yang ditetapkan memang sesuai dengan kemampuan dan logis untuk dilakukan. Jangan sampai, di tengah jalan orang tua melanggar aturan yang telah disepakati dan mentolerir pelanggaran yang dilakukan anak.
Bersikap Konsisten
Sikap konsisten adalah syarat utama untuk menegakkan disiplin. Begitu pula saat anda ingin mendisiplinkan anak. Ketika anak melanggar aturan yang telah ditetapkan, tegurlah dan segera koreksi. Jangan memberi kelonggaran kecuali di saat–saat tertentu. Misalnya ketika anak sedang sakit anda tidak mungkin menyuruhnya belajar. Tetapi anda tetap perlu menjelaskan mengapa kali ini si kecil tidak memenuhi kewajibannya.
Beri Perhatian ketika Anak Bersikap Baik
Biasaya anak menganggap sikap baik akan mendapatkan perhatian sedikit dari orang tua dibandingkan jika ia nakal. Sehingga, banyak anak yang melakukan kesalahan hanya untuk mendapatkan perhatian. Mulai sekarang, berikan perhatian -meskipun anda sedang sibuk- ketika anak menunjukkan sikap positif. Berikan komentar dan pelukan sebagai hadiah.
Belajar dari Pengalaman
Salah satu pelajaran penting dari hidup adalah bahwa semua aksi ada konsekuensinya. Misalnya menjatuhkan boneka ke dalam lumpur berarti anak tidak dapat memainkannya sampai boneka dicuci, merobek buku berarti anak tidak dapat menggunakan buku tersebut. Jangan selalu melindungi anak dari konsekuensi misalnya dengan memberinya boneka atau buku baru. Biarkan anak belajar dari pengalaman yang dia lakukan.
Hukuman yang Sesuai dan Mendidik
Jangan menghukum anak dengan kekerasan, misalnya memukul. Setelah dipukul mungkin anak akan berhenti melakukan tindakan buruk. Tetapi, mereka patuh karena takut. Mereka tidak bisa membedakan mana tindakan yang benar dan mana yang salah. Mereka hanya belajar membedakan mana tindakan yang mengakibatkan pukulan dan mana yang tidak. Mereka pun tidak belajar disiplin diri.
Berikanlah hukuman yang membuat anak mengerti dan paham mengapa ia tidak boleh melanggar aturan. Hukuman yang diberikan harus mendidik dan tidak menimbulkan trauma pada anak. Misalnya jika anak tidak merapihkan mainannya, hukumannya ia tidak boleh menggunakan mainan tersebut dalam waktu satu minggu. Dan, ingat jangan menunda hukuman.
Memaafkan dan Melupakan
Setelah anak menjalani hukumannya kehidupan harus kembali seperti biasa. Tidak boleh ada dendam dan kuliah panjang dari pihak orang tua. Tetapi juga tidak perlu melimpahkan ungkapan cinta yang berlebihan atau keistimewaan khusus, yang dapat memberi kesan bahwa anda menyesali tindakan disiplin yang telah anda lakukan pada anak.