[quote type=”center”]Operasi untuk si kecil, mulai dari khitan hingga operasi patah tulang akibat terjatuh saat main bola adalah sebuah pengalaman baru yang cukup membuat stress. Apa saja yang perlu dipersiapkan ?[/quote]
Persiapkan mental
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]ara ahli menyetujui bahwa kecemasan pada anak sebelum operasi menjadi masalah yang perlu diatasi. Sebuah laporan menunjukkan 60% anak cemas dengan rencana operasi yang akan dijalaninya. Ketakutan ini ternyata ikut memengaruhi anestesi dan pengeluaran hormon stres yang bisa menghambat proses penyembuhan.
Kebanyakan anak takut dengan trauma luka pada tubuhnya, misalnya apakah nyeri, apakah ada bagian tubuhnya yang akan hilang, apakah aku sendirian, apakah ada yang kukenali saat aku dioperasi, dan apakah aku jadi tidak bisa bermain atau bersekolah. Hal-hal ini perlu dirasakan oleh orangtua dan diantisipasi sebelumnya.
Beberapa anak rentan mengalami kecemasan, yang ternyata dipengaruhi banyak hal :
- Kecemasan ibu. Orangtua yang memiliki sifat pencemas, memiliki anak tunggal, anak yang pemalu, usia>7 tahun lebih rentan cemas. Mereka yang lebih besar sudah bisa mengingat pengalaman sebelumnya, apalagi bila ada pengalaman yang tidak menyenangkan dengan rumah sakit.
- Pilihlah rumah sakit sayang anak, lingkungan yang nyaman, dokter yang ramah, dan jauhkan anak dari trauma terhadap rumah sakit sebelumnya.
- Sediakan waktu khusus untuk menemani anak melewati masa-masa nyeri setelah operasi.
- Kenali gejala cemas saat operasi: tidak mau berpisah dengan orangtua, tidak bisa tidur, hiperaktif, tantrum, bertengkar dengan saudaranya, dan perilaku agresif. Hal ini bisa membuat ibu lebih memahami apa yang terjadi pada si kecil dan bisa memberikan respon terhadap kecemasannya.
Persiapkan kesehatan anak
Selain mental, persiapan fisik anak ikut menunjang operasi terutama dalam menghadapi proses pembiusan. Tip berikut bisa membantu orangtua :
- Jagalah kesehatan anak. Anak yang sedang sakit sebaiknya menunda operasi. Sakit yang cukup berat terutama yang disebabkan infeksi bakteri akan membuat operasi tertunda. Namun pada kondisi tertentu, dokter akan tetap melanjutkan operasi tergantung pentingnya operasi tersebut dan berbagai pertimbangan.
- Perhatian khusus untuk si kecil dengan riwayat lahir prematur. Bayi-bayi kecil kadang perlu menjalani operasi dan mereka yang lahir prematur perlu pengawasan untuk pernapasannya terutama setelah operasi.
- Anak dengan hambatan tumbuh kembang lebih mudah mengalami risiko pascaoperasi seperti kejang, sakit pernapasan, dan infeksi sehingga mereka perlu diawasi lebih ketat sebelum operasi. Untuk mereka, persiapkan waktu perawatan yang lebih lama.
- Konsultasikan dan laporkan pada dokter bila anak pernah ada riwayat kejang atau dalam terapi kejang atau memiliki penyakit lain seperti sakit jantung kongenital, diabetes, asma. Segala informasi Anda akan bermanfaat untuk mempertimbangkan pilihan pembiusan.
Apa yang perlu ditanyakan ?
- Apa jenis pembiusan untuk si kecil ? Umum atau lokal ?
- Minta dokter menjelaskan langkah-langkah pembiusan dan berbagai efek yang akan dirasakan si kecil. Pemilihan teknik pembiusan tergantung dari jenis operasi, usia anak, lamanya operasi, dan sebagainya.
- Apa efek yang dirasakan anak pascaoperasi, dan apa efek samping yang mungkin terjadi selama operasi.
Apakah ada obat-obatan yang perlu diminum sebelum operasi yang mungkin perlu jadi perhatian orangtua.