Selain cukup nutrisi, anak juga butuh pengasuhan yang baik. Bagaimana menstimulasi anak lewat cara yang menyenangkan ?
Terdapat beberapa tipe pola pengasuhan orang tua kepada anaknya (parenting style)
1. Otoritatif (demokratik)
- Penuh kasih sayang, kehangatan kegembiraan: ciptakan rasa nyaman, aman, dilindungi,
- Peka pada isyarat bayi/anak (minat, keinginan, pendapat): beri contoh (bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, dan dikoreksi (bukan ancaman/hukuman)
- Anak lebih percaya diri, mandiri, kreatif
2. Otoriter (diktator)
- Melarang, membatasi, tidak didengar minat/pendapat, sering menghukum à abuse
- Anak kurang inisiatif, kreativitas dan komunikasi
3. Permisif : serba boleh, kurang kendali diri/tanggung jawab
4. Tidak dipedulikan : diterlantarkan, kemampuan anak rendah .
Emosi atau temperamen anak ada bermacam-macam: mudah diatur (40%), susah diatur (10%), pendiam/pemalu (15%), dan campuran (35%). Tentu saja pola pengasuhan anak perlu disesuaikan dengan temperamen anak.
Seorang anak membutuhkan stimulasi sejak dini yang bertujuan merangsang hubungan antar sel-sel otak sinaps). Milyaran sel otak dibentuk sejak anak berada dalam kandungan ibu usia 6 bulan, namun belum ada hubungan antar sel otak). Itu sebabnya perlu dilakukan rangsangan (stimulasi) agar terbentuk hubungan antar sel otak.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap hari dengan penuh kasih saying, gembira, bebas, dan diulang. Jangan lupa beri penghargaan kepada anak berupa pujian.
- Metoda : dengar, lihat, tiru / coba, diulang, tuntas
- Yang dirangsang : Otak kanan dan kiri, sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian, kreativitas,
- Cara : rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, merangkai dll
- Kapan : setiap kali berinteraksi dengan anak : menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, di jalan, bermain, di dalam mobil, nonton TV, sebelum tidur dll
Pola asuh yang disarankan adalah pengasuhan otoritatif (demokratik)
Yang dilakukan dengan gembira, penuh kasih sayang, kehangatan, sehingga menciptakan rasa nyaman, aman, dan dilindungi . Dengarkan mintat dan keinginan anak, dengan mendengarkan dan memberi mereka kesempatan. Hargai upaya mereka, jika keliru beri koreksi.
Pola asuh demokratik akan membuat anak lebih percaya diri, mandiri, dan kreatif
Kecerdasan, kreativitas, dan perilaku anak (emosi dan spiritual)
- Kecerdasan umum / inteligensia
- Logika, matematis, sistematis, rasional
- Hafalan, egosentris, kebenaran duniawi, sebab akibat
- Dominasi : Otak kiri
Kreativitas
- Berfikir bebas, imajinatif, berani mencoba, membuat yang baru
- Bentuk, warna, komposisi, syair, sajak, musik
- Dominasi : Otak kanan
Perilaku (emosional dan spiritual)
a. Emosional
- Pengendalian diri, kasih sayang, tenggang rasa, empati, sensitif
- Tanggung jawab, tekad, kerja keras, disiplin, daya tahan
- Dominasi : Otak kanan
b. Spiritual
- Suara hati, ikhlas, iman, takwa, budi pekerti luhur, makna hidup
- Dominasi : Otak kanan + otak kiri + God Spot
Kecerdasan multipel (majemuk)
- Verbal linguistic : merangkai kalimat, bercerita,
- Logical-mathematical : pemecahan masalah
- Visual spatial : berpikir 3 dimensi, stereometris
- Bodily – kinesthetic : gerak, tari, atlit olahraga
- Musical : bunyi, nada, irama, lagu, musik
- Intrapersonal : memahami dan kontrol diri sendiri
- Interpersonal : memahami dan menyesuaikan dengan orang lain
- Naturalis : menikmati dan memanfaatkan alam
- Moral-spiritual : etika, moral, budi-pekerti, rohani, agama