Rachel menggaruk kepalanya terus-menerus. Bocah sepuluh tahun itu
tampak tidak tenang. Beberapa helai rambut hitamnya terlepas. Garukan
jarinya yang keras seperti tidak memuaskannya. Ia pun menggaruk,
menggaruk, dan menggaruk terus. “Saya heran kenapa anak sebesar Rachel
bisa ketombean,”ungkap Lusiana saat melihat kondisi kepala si kecilnya.
Di kulit kepala Rachel tampak sisik kekuningan dan melepuh bila
digaruk. Jika sedang berkeringat sepertinya kepala Rachel semakin
terasa gatal. Lusiana jadi ingat, saat Rachel masih bayi ia mengalami
hal serupa. Waktu itu dokter mengatakan putrinya mengalami eksim
seboroik. “Apakah eksim ini bisa kambuh lagi?” Lusiana semakin bingung.
Ketombe ternyata tidak hanya menyerang kepala orang dewasa. ‘Salju’ di atas kepala ini pun dapat menganggu rambut si kecil.
Akibat eksim seboroik
Berbeda dengan orang dewasa ketombe pada anak sering diakibatkan oleh kelainan kulit yang disebut eksim seboroik atau pada bayi masyarakat umum menyebutnya sarap. Sebenarnya gangguan ini sering timbul pada usia 2-10 minggu dan menghilang di usia satu tahun atau kurang. Namun pada beberapa anak dapat berlanjut dan kambuh di usia pubertas.
Menurut penelitian anak laki-laki lebih rentan terkena dibandingkan anak perempuan. Penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti. Tetapi sering dihubungkan dengan meningkatnya produksi kelenjar minyak (sebasea) pada bayi baru lahir dan beberapa saat setelah bayi lahir. Kelenjar ini aktif karena rangsangan hormon androgen yang dibawa bayi baru lahir dari ibunya.. Jika hormon sudah hilang dan berkurang maka kelenjar minyak tidak aktif lagi.
Menjelang usia pubertas, kelenjar minyak akan kembali aktif karena munculnya hormon tertentu. Meskipun, tidak semua anak mengalami eksim seboroik. Sampai saat ini belum terbukti bahwa eksim seboroik diturunkan secara genetik. Tetapi, yang jelas tidak menular dan tidak disebabkan oleh makanan. Berbagai faktor lain dapat memicu munculnya eksim seboroik seperti faktor kelembaban, panas, infeksi, dan kekeringan. Keadaan tersebut menyebabkan meningkatnya aktifitas kelenjar minyak yang dapat memperparah atau mencetuskan eksim seboroik.
Gejala yang timbul
Sebenarnya eksim seboroik tidak menimbulkan rasa gatal. Tapi pada beberapa anak bila berkeringat mungkin menimbulkan keluhan gatal. Selain rasa gatal dan menganggu penampilan eksim ini tidak menimbulkan keluhan seperti demam, menurunnya nafsu makan, atau anak menjadi lesu. Hanya, jika dibiarkan dapat menjadi parah dan menyebar ke bagian lain seperti telinga, muka, dan leher.
Bentuk yang lebih parah, eksim menyebar ke seluruh anggota gerak berupa bercak kemerahan dengan sisik-sisik halus. Bila ini sudah terjadi waspadai adanya gangguan penyakit lain yang infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri dan jamur kandida. Keadaan ini membuat gambaran kulit menjadi tidak khas berupa sisik tebal, kasar, kekuningan, berminyak, membasah di atas dasar kulit yang merah, dan berbau tidak sedap.
Selama si kecil menderita eksim seboroik lakukan perawatan agar tidak menjadi parah. Lepaskan sisik tebal yang melekat erat pada kulit dengan menggunakan minyak kelapa atau baby oil yang dioleskan pada sore hari. Diharapkan esok paginya lebih mudah terlepas. Kemudian rambut dicuci dengan sampo bayi dan sisirlah dengan perlahan-lahan. Lakukan 1-2 hari sekali sampai kulit kepala bersih.
Krim kortikosteroid, dapat diberikan 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu sampai kelainan kulit kepalanya hilang. Bila terdapat infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur, sebaiknya secara bersamaan infeksinya diatasi dengan memberikan antibiotik atau anti jamur menurut anjuran dokter.
Tips
Cara mengatasi dan mencegah ketombe tidak kambuh
- Potong rambut lebih pendek agar mudah diobati
- Cucilah rambut secara teratur
- Bayi atau anak tetap dimandikan dengan sabun dua kali sehari
- Hindari pakaian yang tidak menyerap keringat seperti baju dari nilon, wol, atau baju yang ketat dan tebal.
- Hindari penggunaan pelembab yang berlebihan
- Bila berkeringat segera seka dengan lap atau kain basah dan keringkan dengan handuk.
Referensi
- Pajka G. Seborrhoeic Dermatitis, Harper J. Oranje A, Press N,.
- Penyunting Textbook of Pediatrice Dermatology, edisi ke-1. London Blackwell scince Ltd. 2000