[pullquote]Kehamilan menjadi saat yang ditunggu oleh pasangan suami istri. Ada kalanya suami khawatir berhubungan intim karena takut membuat pasangannya tidak nyaman atau mengusik si kecil.[/pullquote]
Mama hamil 5 bulan. Tubuh terasa lebih nyaman dibanding saat trimester pertama, sehingga mama jadi lebih enak makan dan tidur lebih nyenyak. Hamil menjadi pelepas stres dari pertanyaan keluarga besar, “Kapan punya anak?” Saat ini menjadi masa yang membahagiakan buat mama. Adanya peningkatan hormon estrogen dan testosteron, plus perasaan lebih seksi ketika mengamati diri di kaca karena adanya lekukan tambahan di tubuh, membuat mama bergairah untuk bercinta. Hanya satu yang kurang dari gambaran indah ini: papa yang langsung tidur begitu menyentuh bantal!
Ya. Beberapa papa hilang gairah bercinta saat istrinya hamil. Ada papa yang maunya langsung tidur saja, ada yang memilih menonton TV, ada yang pulang malam dengan dalih mencari tambahan penghasilan untuk membiayai si kecil kelak. Tak berarti semua yang dilakukan tersebut adalah demi menghindari hubungan seks, namun ini memang banyak terjadi. Beberapa mama yang berterus-terang kemudian mendapatkan jawaban ini, “Kita tunggu sampai si kecil lahir ya.”
Apa yang kemudian mama rasakan? Banyak mama yang mengeluh karena merasa diabaikan, bahkan merasa tak diinginkan. Ada pula mama yang jadi tak menyukai tubuhnya sendiri. Beberapa mama jadi berbalik tak peduli kepada papa karena merasa tak dipedulikan. Perkawinan menjadi tak menyenangkan karena keduanya sibuk dengan masalah masing-masing.
Mengapa suami tak mau bercinta?
Sebagian besar sih karena alasan psikologis. Banyak suami yang takut menyakiti istri dan bayi kecilnya di dalam perut. Ketika sedang mencoba melakukan penetrasi dari depan, papa takut tekanan ke perut mama akan mengganggu pertumbuhan si kecil. Papa mungkin juga takut cairan sperma plus kontraksi rahim mama akibat orgasme akan membuat si kecil lahir prematur.
Ada pula yang merasa aneh karena seakan melibatkan bayi kecil dalam ‘urusan orang dewasa’. Beberapa suami merasa dirinya berbeda sebagai seorang ‘papa’, ia merasa harus melindungi anaknya, dan bukan bersenang-senang dengan mama.
Sebagian pria kurang tertarik kepada istri yang sedang berperut besar, merasa sedang bercinta dengan seorang ibu (padahal ‘ibu’ itu adalah perempuan yang sebelumnya sering diajaknya bercinta). Ada kebingungan antara peran si perempuan sebagai istri atau sebagai mama. Peran mama dianggap berada dalam kategori yang berbeda dengan peran istri, begitu pula peran sebagai papa dianggap berbeda dengan peran suami.
Berkenaan dengan posisi bercinta, terimalah fakta bahwa berhubungan seks dengan perempuan berperut sangat besar menjadi lebih sulit. Tak semua gaya mudah dicoba, dan ada beberapa gaya yang membuat salah satu di antara mama dan papa merasa kurang nyaman. Jika papa tak menyadari bahwa mama yang sedang hamil mampu mengalami orgasme yang jauh lebih dahsyat, maka papa lebih mungkin menolak berhubungan intim.
Alasan terakhir, ada penelitian yang membuktikan bahwa ketika istri hamil, ada banyak pria yang mengalami berkurangnya hormon testosteron dan sebaliknya bertambah hormon estrogennya. Ini menjadikan ia lebih lembut dan penyayang (dan tentunya ini baik kan sebagai calon papa), namun kondisi ini mengurangi libidonya untuk bercinta.
Apakah berhubungan seks saat istri hamil membahayakan kandungan? Ada sebagian kasus yang memang dilarang oleh dokter, demi mengurangi kemungkinan keguguran atau kelahiran prematur. Namun pada sebagian besar kasus, tak masalah kok. Janin terlindung oleh rahim dan kantung ketuban, sehingga hubungan seks tak akan mengganggunya. Janin malah bisa merasa senang karena adanya gerakan mengayun yang dilakukan mama saat berhubungan seks dengan papa.
Apa yang bisa mama lakukan?
Pertama, selalu ingatkan bahwa papa bukan menolak mama, atau menganggap mama tak menarik lagi. Walaupun begitu, kalau mama terus mengeluh dan marah, atau justru berusaha membalas ‘ketidakpedulian’ papa, daya tarik mama bisa berkurang lho.
Ajak papa saat mama memeriksakan kehamilan. Pada saat itu, tanyakan kepada dokter apakah kondisi kehamilan cukup aman untuk tetap bercinta. Boleh juga lho minta saran dokter posisi bercinta apa yang lebih aman untuk kondisi kehamilan mama. Biarkan papa mendengarkan kata-kata dokter.
Ketika mama sedang dalam mood bercinta, usahakan sama sekali tak bicarakan dulu tentang keadaan si kecil, karena bisa saja menurunkan mood papa. Sebaliknya bicarakan saja hal-hal menyenangkan antara mama dan papa. Tanpa marah-marah, sampaikan kepada papa bahwa mama rindu bercinta dengan papa. Mama bisa mencoba menciptakan suasana yang nyaman, misalnya dengan menyalakan lilin aromaterapi di kamar atau menggunakan lingerie atau pakaian dalam yang cukup cantik.
Terakhir, hubungan intim mama dengan papa tak terbatas pada hubungan seks saja lho. Pelukan, belaian, saling memijat atau saling bertatap mata, jika dilakukan dengan kesadaran penuh, akan sangat menyenangkan lho. Coba deh duduk bersila berhadapan dengan saling memegang tangan satu sama lain, lalu bertatapan mata; ini bisa membuat jiwa Anda berdua terasa terhubung lebih mendalam.