Batuk dan pilek merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]I[/dropcap]nfluenza berbeda dengan common cold, karena disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Infuenza disebabkan oleh virus Influenzae, sedangkan common cold disebabkan oleh Rhinovirus. Karena kedua jenis penyakit bergejala ILI (influenza like illness), maka sulit untuk membedakan berdasarkan gejala saja.
Secara umum, influenza memiliki gejala lebih berat dibanding common cold, dan gejala seperti demam, nyeri, ngilu di sendi tubuh, kelelahan berlebih, dirasakan lebih menonjol. Sakit kepala seringkali bersifat berat, dengan sakit yang dirasakan di sekeliling dan di belakang mata.
Anak dengan common cold biasanya disertai hidung meler atau tersumbat dan bersin-bersin. Setelah 3-5 hari sebagian besar gejala akan menghilang dengan segera dan demam biasanya mereda, meskipun kadang demam berlangsung sampai 5 hari. Penyakit flu umumnya akan sembuh sendiri setelah 3-5 hari, tentu jika dibarengi dengan istirahat dan asupan nutrisi yang cukup.
Demam sebagai sinyal
Jika flu disertai demam, maka orang tua cenderung mencari pengobatan untuk segera menurunkannya. Demam diidentikkan dengan penyakit, sehingga saat demam berhasil diturunkan, orangtua merasa lega karena menganggap penyakit akan segera pergi bersama turunnya panas badan. Keinginan untuk menenangkan kegelisahan orang tua inilah yang terkadang “memaksa” dokter memberikan obat penurun panas walaupun sebenarnya mungkin tidak perlu.
Demam merupakan reaksi alamiah tubuh terhadap adanya infeksi. Sehingga ketika seorang anak mengalami infeksi, keberadaan demam semestinya disyukuri, bukan ditakuti karena ini merupakan sinyal bahwa mekanisme pertahanan tubuh sedang bekerja untuk melawan penyakit. Artinya, menurunkan suhu tubuh ketika anak demam justru akan melemahkan sistem pertahanan tubuhnya. Demam memang tidak hanya dapat disebabkan oleh infeksi, bisa saja terjadi karena pencetus lain seperti reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi, dan lain sebagainya. Tetapi pada anak umumnya demam terjadi karena suatu infeksi kuman, entah itu virus maupun bakteri.
Fakta lain yang lebih penting menginformasikan bahwa obat penurun panas dapat memberikan gejala palsu. Penderita demam yang disangka sedang dalam masa penyembuhan karena panasnya sudah turun, ternyata luput dari pengamatan dan mengakibatkan penyakitnya berlanjut semakin buruk akibat pemberian obat penurun panas.
Tidak perlu antibiotik
Demam karena infeksi pada umumnya tidak akan menyebabkan kerusakan otak. Demam adalah hal yang biasa terjadi pada anak dan bukan merupakan suatu indikasi penyakit serius kecuali bila disertai dengan perubahan tingkah laku atau gejala-gejala tambahan seperti kesulitan bernafas, kaku kuduk atau kehilangan kesadaran. Hanya demam di atas 42,2 0C yang telah diketahui dapat menyebabkan kerusakan otak.
Penyakit common cold pada bayi dan anak-anak 95% disebabkan oleh virus, sehingga pemberian antibiotik tak ada gunanya. Menurut penelitian, dalam setahun seorang anak bisa menderita flu atau common colds sebanyak 8-12 kali. Pengecualian bagi bayi berusia di bawah 3 bulan, di mana gejala flu atau common cold mungkin bisa berkembang cepat menjadi penyakit serius, seperti bronchiolitis atau pneumonia. Karena itu, untuk bayi di bawah 3 bulan, penyakit batuk pilek biasa perlu mendapat perhatian khusus.
Penangangan
American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan, tidak ada obat untuk kasus ini. Antibiotik tidak boleh diberikan karena tidak akan berefek apapun. Perhatian dan kasih sayang dari orang tua lah yang merupakan obat terbaik. Sehingga AAP menganjurkan agar orang tua cukup menciptakan kondisi yang paling nyaman bagi anak.
- Hidung mampet yang biasanya diderita anak akan menyebabkan anak bernafas lewat mulut. Akibatnya mulut dan tenggorokan anak menjadi kering. Untuk itu anak perlu diberi banyak jus buah-buahan dan cairan.
- Air garam steril bisa diberikan sebagai tetes hidung, agar ingus menjadi encer dan tidak lagi menyumbat jalan napas.
- Menghirup uap air panas untuk meringankan keluhan flu pada anak. Cara lainnya, bila anak tak dapat tidur di malam hari karena hidung tersumbat, orangtua dapat memberikan tetes hidung (breathy).
- Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir di tenggorokannya.
- Berikan obat batuk yang bersifat mengencerkan dahak, misalnya bisolvon atau mucopect atau vectrin. Hindari obat batuk yang bersifat menekan batuk karena menghambat lendir yang akan keluar.
- Bila demam anak tak kunjung turun setelah lebih dari 3 hari (72 jam), orangtua perlu mengunjungi dokter. Selain itu bila terdapat gejala sesak napas, kuku dan bibir tampak biru, anak menjadi luar biasa rewel atau sangat mengantuk hingga tak bisa dibangunkan, segera bawa anak ke dokter.
Referensi :
- Abdoerrachman MH. Demam: Patogenesis dan pengobatan. Dalam: Soedarmo SSP, Garna H, Hadineggoro SRS, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi ke-1. 2002. Jakarta:Balai Penerbit FKUI;Hal.27-51.
- Center for Disease Control and Prevention. Seasonal Influenza (Flu). http://www.cdc.gov/flu/about/qa/coldflu.htm. Diunduh pada tanggal 14 Juni 2011.
- Kliegman RM, Behrman RE. Fever. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughn VC, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. 1992. Philadelphia: WB Saunders;Hal.647-56.
- Merdjani A. Influenza. Dalam: Soedarmo SSP, Garna H, Hadineggoro SRS, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi ke-1. 2002. Jakarta:Balai Penerbit FKUI;Hal.124-45.
- Stephenson A, Mueller M. Cough. Dalam: Rees PJ, editor. 100 Cases inGeneral Practices. 2009. London: Hodder Arnold;Hal. 59-60.