Baru-baru ini, komisi keselamatan produk konsumen di Amerika Serikat atau US Consumer Product Safety Commision (CPSC) memberikan peringatan penggunaan kain gendongan untuk anak di bawah usia 4 bulan.
Menurut US Consumer Product Safety Commision, telah terjadi 14 kematian bayi dalam 20 tahun yang berhubungan dengan penggunaan kain yang sejatinya umum digunakan di Indonesia ini. Bahkan, telah dilaporkan tiga kematian bayi pada tahun 2009 akibat penggunaan kain gendong yang salah.
Pada usia di bawah 4 bulan, ketika bayi belum sepenuhnya dapat mengontrol gerak kepala, kain gendongan dapat menyebabkan mereka tak bisa bernapas tanpa bisa melawan. Ini terjadi terutama pada bayi-bayi kecil yang memiliki masalah dengan pernapasannya. Jika penggunaan kain gendongan tak bisa dihindarkan, orang tua dapat tetap menggunakannya tetapi harus memastikan wajah bayi selalu terlihat dan bebas bernapas. Tak lupa lebih rajin memeriksa apakah posisi bayi sudah benar.
Ada dua jenis bahaya lemas akibat tak bisa bernapas karena penggunaan kain gendongan. Pertama, saat awal-awal kehidupan bayi ketika kain gendongan menekan hidung dan mulut bayi secara langsung hingga bayi tak bisa bernapas. Kedua, posisi bayi yang salah sehingga dagu menekuk mengarah ke dada, membuat jalan napas tertekan. Bayi tak bisa menangis dan pelan-pelan menjadi lemas.
Bayi-bayi tertentu lebih rentan seperti bayi dengan berat lahir rendah, prematur, atau punya masalah dengan saluran napasnya. Karena iniah, CPSC menganjurkan para ibu dengan kondisi bayi tersebut mengkonsultasikan ke dokter bagaimana menggendong bayi kecilnya.
Referensi:
U.S. Consumer Product Safety Commission at www.cpsc.gov