[pullquote]Penyakit lupus lebih banyak menyerang wanita dibanding pria, dengan perbandingan 9:1. Mengapa wanita lebih banyak ?[/pullquote]
Lupus merupakan penyakit yang menyerang daya tahan tubuh sendiri. Penyebabnya dari faktor genetik, lingkungan hingga hormon. Lupus sering disebut the great imitator, karena gejalanya menyerupai banyak penyakit.
Wanita lebih banyak terserang lupus kemungkinan karena faktor hormonal yang cukup tinggi. Wanita menstruasi, hamil, menyusui, dan hal ini diduga mudah mencetuskan gen yang sebelumnya memang telah memiliki kerentanan untuk menjadi lupus.
Bukan penyakit menular
Lupus disebabkan oleh gangguan imunitas dan bukan merupakan penyakit menular. Beberapa wanita membawa gen yang rentan terhadap dampak lingkungan. JIka suatu saat ada pencetus seperti infeksi virus, obat-obatan, kehamilan, stress, gen ini akan berubah sifat sehingga sel tubuh menjadi seperti “zat asing” untuk tubuh sendiri. Terganggulah “keharmonisan” kerja sel darah putih dalam tubuh karena menganggap sel tersebut harus diserang seperti layaknya kuman. Akibatnya, sel darah putih bisa menyerang berbagai sel dalam tubuh seperti sel kulit, jantung, saraf, hati, ginjal, hingga darah. Itulah sebabnya gejala lupus bisa mengenai sistem tubuh mana saja, dan biasanya tak hanya satu sistem saja yang terlibat.
Kulit dan rambut
Kulit bintik-bintik dan kemerahan terutama di area kedua pipi membentuk gambar kupu-kupu adalah salah satu gejala khas pada lupus. Kulit menjadi merah bila terkena sinar matahari. Keluhan juga bisa berupa bintik kemerahan seluruh tubuh, berbentuk seperti koin. Rambut sangat rontok, menjadi tipis, dan kebotakan bisa saja terjadi.
Selaput lendir
Seringkali pasien lupus mengeluh sariawan yang banyak di mulut, hilang timbul dan tidak nyeri namun tetap mengganggu.
Sendi dan otot
Gejala lain yang juga sering menyertai adalah nyeri otot dan nyeri sendi. Beberapa pasien sampai tak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Sendi menjadi bengkak, kaku, dan nyeri.
Darah
Lewat berbagai mekanisme, lupus bisa menyerang darah. Pasien lupus kerap menjadi kekurangan darah, atau mudah mengalami perdarahan karena trombosit yang menurun. Salah satu mekanismenya adalah sel darah pecah akibat diserang oleh sel darah putih sendiri karena “dianggap” memiliki zat asing di permukaannya. Darah juga bisa mudah membeku karena adanya zat yang menyebabkan trombosit menempel satu sama lain menyebabkan sumbatan di berbagai pembuluh darah kecil. Semua ini tergantung dari sel dalam tubuh kita yang dianggap asing oleh sel darah putih.
Ginjal
Beberapa pasien pertama kali diketahui lupus setelah keluhan bengkak-bengkak, yang ternyata disebabkan kebocoran pada ginjal. Keluhan ini bisa muncul pada lupus ketika ada pencetus, misalnya kehamilan. Ibu hamil yang seringkali juga disertai bengkak-bengkak bisa menyebabkan gejala menjadi tidak diketahui dini. Namun, umumnya gejala ginjal tak jadi satu-satunya gejala. Gejala keterlibatan ginjal lainnya adalah tekanan darah yang meningkat atau fungsi ginjal yang menurun.
Organ lain
Jantung, paru-paru, ataupun hati, semua organ bisa terserang penyakit ini. Seorang penyandang lupus bisa mengalami penyakit jantung, paru-paru, ataupun liver sekaligus akibat penyakit lupusnya.
Bisakah diobati
HIngga saat ini target pengobatan lupus adalah menekan agar lupus tidak “flare” atau kambuh. Lupus sendiri tak bisa disembuhkan karena ia dapat kambuh bila ada pencetus. Tetapi, lupus bisa dikendalikan, bahkan pasien lupus dapat bebas obat dalam masa hidupnya. Sampai saat ini peneliti masih mencari obat yang paling tepat dalam mengendalikan lupus tanpa efek samping.
Komplikasi lupus bisa saja disebabkan oleh penyakitnya sendiri atau pengobatannya. Pada pasien dengan lupus yang sering kambuh atau menyerang banyak organ atau melibatkan organ penting, obat bisa diberikan dosis tinggi atau dibutuhkan lebih dari satu obat. Ini tentunya memiliki risiko lebih banyak tetapi suatu saat mungkin diperlukan demi keselamatan pasien.