[pullquote]Apa saja yang perlu direncanakan dalam hal keuangan jika Anda dan pasangan berkeinginan menambah momongan ?[/pullquote]
Selain menambah kebahagiaan, memiliki anak lagi juga menambah beban finansial. Nah, agar tak keteteran dan tidak terlambat menyadari kebutuhan si kecil, ayo rencanakan kebutuhan finansialnya.
Sesaat setelah menikah
Setelah euforia pesta pernikahan, hal selanjutnya yang perlu dipersiapkan oleh pasangan suami dan istri adalah kehadiran anak. Yang perlu diperhatikan terkait dengan masalah keuangan adalah bahwa kehadiran anak akan memerlukan sejumlah biaya yang cukup besar.
Saat istri dinyatakan hamil maka biaya yang perlu segera dipersiapkan adalah biaya check up ke dokter, makanan, dan obat-obatan khusus bagi ibu hamil, dan biaya melahirkan. Biaya-biaya tersebut tergantung dari masing-masing keluarga, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada saat ini. Sebagai contoh biaya melahirkan normal dan operasi caesar cukup signifikan perbedaannya, kelas rumah sakit juga menentukan biaya yang harus dikeluarkan.
Bijak menentukan jarak
Selain jumlah anak, hal lain yang perlu dibahas adalah jarak usia dari anak pertama ke anak kedua, dan anak selanjutnya. Usahakan jaraknya lebih dari 3 tahun agar anak pertama memiliki cukup waktu dan perhatian dari orangtua. Jarak tersebut juga memberikan kesempatan bagi orangtua memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan kehadiran anak kedua secara finansial.
Setelah melahirkan, biaya yang perlu dipersiapkan yaitu makanan, pakaian, kesehatan (dokter, obat-obatan), perlengkapan bayi. Beranjak besar, Anda perlu menghitung saat anak memasuki usia sekolah. Akan ada uang sekolah (uang pangkal, SPP, uang gedung, uang buku, uang seragam), ekstrakurikuler/school activity, uang jajan, uang les, dan biaya lainnya bergantung jenis sekolah yang dipilih.
Menentukan jumlah anak = lirik budget
Sebaiknya jika sudah menentukan perkiraan jumlah anak, maka buatlah perencanaan idealnya mulai dari biaya yang dikeluarkan sejak hamil, saat melahirkan, setelah melahirkan lalu dana pendidikan mereka. Buatlah pos-pos pengeluaran yang mungkin akan dikeluarkan serta budget/anggarannya. Cari informasi terlebih dahulu, contoh biaya di rumah sakit yang memang menjadi pilihan keluarga, sekolah pilihan dari TK-Kuliah.
Menghitung kebutuhan jangka pendek (1-2 tahun) bisa disiapkan dalam bentuk tabungan atau deposito, namun untuk jangka menengah (3-5 tahun) dan jangka panjang (> 5 tahun) perlu persiapan lebih dengan berinvestasi, karena faktor inflasi/kenaikan harga yang tidak bisa dihindari. Konsultasikan terlebih dahulu dengan pihak yang kompeten untuk berinvestasi dengan benar karena investasi harus disesuaikan dengan profil risiko (konservatif, moderat, agresif), jangka waktu tujuan keuangan, dan kondisi keuangan.
2 Hal yang dihindari
Hal yang harus dihindari dalam merencanakan menambah anak terkait dengan kebutuhan finansial adalah ketidakterbukaan dan ketidakpedulian. Sebaiknya kondisi keuangan dibahas sejak awal, bahkan sebelum menikah, tujuannya adalah agar masing-masing pihak mengetahui kondisi keuangan pasangan, apa yang menjadi kekuatan dan kekurangan.
Kondisi keuangan yang tidak sehat bisa diperbaiki sejak dini, sebagai contoh utang konsumtif (kartu kredit, KTA) bisa segera dilunasi, mulai menabung rutin minimal 10% dari penghasilan. Ketidakpedulian juga bisa berdampak tidak baik, dari pihak suami jika tidak peduli berapapun uang yang diberikan harus cukup, sang istri harus memutar otak sendiri untuk meng-cover kebutuhan anak maka bisa mengakibatkan stres dan anak bisa dianggap sebagai beban.
Sedangkan ketidakpedulian dari pihak istri adalah saat istri menuntut suami memenuhi kebutuhan yang terlalu tinggi jauh diatas kemampuan/gaji sang suami, maka bisa mengakibatkan tekanan pada suami. Diperlukan kejujuran dan saling pengertian dalam hal ini agar kehadiran anak membawa kebahagiaan bukan sebaliknya.
3 Catatan penting
- Bahas bersama pasangan mengenai hal ini agar bisa dilakukan persiapan dengan lebih baik, tidak mendadak saat dana dibutuhkan baru dipikirkan, karena dengan mempersiapkan sejak dini maka dana bisa tersedia saat dibutuhkan.
- Jangan bandingkan kondisi keluarga ke keluarga lain, sesuaikan pengeluaran dengan penghasilan yang didapatkan. Jika pengeluaran lebih besar dari penghasilan, maka bisa menimbulkan utang konsumtif.
Buatlah financial plan yang benar, mulai dari mempersiapkan Dana Darurat, Asuransi Jiwa untuk sumber income keluarga, asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga, investasi untuk tujuan-tujuan keuangan yang penting (dana pendidikan anak, dana pensiun, dan sebagainya).