[quote type=”center”]Apakah anak anda sering mengalami batuk?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]atuk merupakan hal yang biasa dialami oleh setiap orang terutama anak-anak. Biasanya anak-anak mengalami batuk 1 hingga 3 kali dalam sehari dan berlangsung hingga beberapa minggu. Namun belum tentu batuk tersebut menunjukkan adanya masalah pada tubuh mereka. Batuk adalah salah satu bentuk pertahanan tubuh terhadap masuknya senyawa-senyawa asing yang datang melalui mulut atau hidung. Dengan terjadinya batuk, maka tubuh akan terlindungi dari senyawa yang mengiritasi, infeksi pada saluran pernapasan, dan lendir. Aliran pernapasan akan terbebas dari lendir dan cairan dengan adanya refleks batuk.
Ada beberapa macam penyebab batuk, antara lain flu, alergi, penyakit paru-paru, bronkitis, pneumonia, merokok, dan lain-lain. Biasanya jika penyebabnya dihilangkan atau dihentikan, maka batuk akan hilang. Namun bila gejala batuk yang menyertai dirasa mengganggu, dapat diberikan obat-obatan yang dijual bebas di apotek.
Perlu diingat, obat batuk yang tersedia tidak dapat menyembuhkan batuk selama penyebabnya masih ada, namun hanya mengurangi/meringankan gejala sehingga membuat pasien merasa lebih nyaman.
Terdapat dua jenis batuk, yakni:
1. Batuk produktif
Atau yang lebih sering disebut dengan batuk berdahak. Batuk terjadi karena adanya mukus/lendir dalam saluran pernapasan. Untuk mengatasi batuk jenis ini, dapat digunakan ekspektoran dan/atau mukolitik yang akan mengencerkan dahak sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan. Kandungan zat aktif yang dapat diberikan yakni guiafenesin atau gliseril guaiakolat, dan bromheksin. Jika batuknya berdahak, pilihlah obat batuk yang mengandung zat aktif ini. Jangan lupa perbanyak minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak.
2. Batuk non produktif
Dapat disebut juga dengan batuk kering. Batuk ini tidak mengandung dahak dan ditandai dengan rasa gatal pada tenggorokan yang biasanya sangat mengganggu terutama pada saat tidur. Untuk mengatasinya, digunakan penekan batuk (antitusif). Obat batuk yang mengandung dextromethorphan dapat diberikan. Kandungan zat aktif ini lebih aman daripada obat yang berisi zat opiat yang kuat, seperti kodein, hidrokodon, dan noskapin karena obat-obat terakhir ini memiliki efek samping yang lebih besar. Penggunaan zat opiat dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan ketagihan. Oleh karena itu, penggunaan opiat kuat kurang disarankan. Antitusif bekerja dengan menekan refleks batuk pada tenggorokan dan paru-paru sehingga adanya dahak atau iritasi tidak akan memicu batuk. Namun, perlu diperhatikan bahwa obat penekan batuk tidak boleh diberikan pada anak-anak yang memiliki riwayat penyakit asma sebab dapat memperburuk pernapasan. Biasanya obat jenis ini dikonsumsi sebelum tidur, agar tidur lebih nyenyak karena tidak terganggu oleh batuk.
Sebaiknya anak diberikan obat batuk sesuai dengan jenis batuknya dan hindari obat yang mengandung kombinasi zat aktif untuk meminimalkan masuknya zat kimia yang tidak perlu. Ingat, obat batuk yang tersedia tidak diperuntukkan untuk anak berumur kurang dari 4 tahun, kecuali dengan resep dokter. Jika tiga hari setelah pemberian obat batuk, batuk yang diderita anak belum juga sembuh, maka perlu dikonsultasikan dengan dokter untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit lain.
Saat menggunakan suatu obat, hendaknya para orang tua memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Selalu mematuhi dosis dan cara penggunaan obat yang direkomendasikan serta menggunakan sendok takar yang telah disediakan.
- Tidak boleh memberikan dua obat yang memiliki kandungan zat aktif yang sama dalam waktu yang bersamaan.
- Hanya boleh memberikan obat yang dapat mengatasi gejala yang spesifik yang dialami pasien.
- Tidak boleh memberikan obat yang hanya ditujukan untuk pasien dewasa.
- Jika tersedia, gunakan obat yang terdapat tanda aman untuk anak-anak pada label.
- Jika terjadi efek samping yang signifikan setelah penggunaan obat, segera hentikan obat tersebut dan hubungi dokter.
- Simpan di tempat yang tepat dan jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Referensi :
- FDA Statement Following CHPA’s Announcement on Nonprescription Over-the-Counter Cough and Cold Medicines in Children, US FDA, 8 Oktober 2008
- Children’s OTC Cough and Cold Medicines Overview, CHPA, 2 Oktober
No Comments
Ijin share info nya mbak…