[pullquote]Memiliki anak usia remaja mempunyai tantangan tersendiri. Semua informasi berkembang dengan pesat, pola pikir anak pun berubah. [/pullquote]
Agar ketiga putrinya dapat tumbuh besar dengan nilai-nilai yang membuat mereka menjauhi hal-hal yang melanggar batas, Shahnaz Haque(41) dan suaminya, Gilang Ramadhan (53), selalu siap meluangkan waktu untuk memonitor perkembangan buah hati mereka. Apa saja aturan yang diberikan pasangan selebriti ini pada anaknya? Yuk simak ceritanya.
Memantau pergaulan anak
Bagi pasangan seniman ini, mendidik ketiga anak perempuan bukanlah persoalan mudah. Terlebih lagi usia anak remaja, pasangan ini butuh pemantauan ekstra ketat. “Aku punya tiga anak perempuan, Pruistin Aisha (14) Charlote Fatima (13) dan Mieke Namira (10). Menjaga mereka memang harus ekstra, walaupun punya anak laki-laki juga tetap harus dijaga ketat,” terang Shahnaz.
Wanita berdarah Pakistan ini sangat menyadari bahwa di era digital ini semua informasi berkembang dengan pesat. Apalagi ketiga anak gadisnya sudah gemar menonton ‘Keeping Up with The Kadarshians’. “Meskipun tebilang modern, tapi dalam mendidik anak aku dan Gilang menggunakan kebiasaan tradisional. Misalnya kalau anakku mau pergi sama teman, boleh saja, tapi jemputnya harus di rumah. Supaya aku tahu dengan siapa mereka pergi,” jelas pemilik nama lengkap Shahnaz Natasya Haque ini.
Menurut Shahnaz, bukan zamannya lagi menghadapi anak dengan banyak ‘drama’. Apalagi Shahnaz dan anak saling terbuka dalam hal apapun. Bahkan si anak tidak sungkan-sungkan membahas pergaulan teman-temannya yang sudah di luar batas. “Mereka pasti cerita, karena anak-anak tahu ibu mereka bisa diajak ngomong apa saja. Misalnya pas ada temannya yang pacaran, pergaulannya melewati batas, mereka pasti cerita. Jadi itu bukan sesuatu yang ditutupi-tutupi,” tutur Puteri Indonesia Favorit 1995 ini.
Jadi pendengar yang baik
Shahnaz berusaha untuk tidak bersikap judgemental setiap kali mendengar cerita anak yang dianggap tidak baik. Sikap demikian justru menjadi penghalang anak mau terbuka. Shahnaz berusaha menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya. “Saat anak-anak membicarakan hal itu aku bersikap biasa saja, nggak kayak orang kebakaran jenggot. Aku tidak akan menghakimi, menuduh, dan melakukan sesuatu yang menurut mereka ‘nggak asyik’. Pasti nanti mereka akan tertutup,” tandas aktris yang pernah bermain di sinetron ‘Salah Asoehan’ ini.
Menurut show host Buah Hatiku Sayang di TVRI ini, anak di masa remaja membutuhkan kebebasan untuk mengeksplorasi diri. Walaupun mereka tidak dikekang, namun ia tetap memantau ketiga putrinya dan penuh keterbukaan. “Anak sekarang informasinya kan mendunia, makanya mendampingi anak zaman sekarang harus santai dan menjadikan mereka sahabat. Jadi mereka tidak merasa dikekang,” tutur lulusan Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia tahun 1996 ini.
Terapkan hidup sehat
Kesibukan pasangan Gilang-Shahnaz membuat waktu mereka lebih banyak dihabiskan di luar rumah untuk bekerja. Sementara ketiga anak mereka biasa pulang sekolah pukul 3 sore. Untuk memiliki quality time bersama anak, akhir pekan adalah waktu yang spesial. ”Kami biasa tidur bersama satu kamar sambil nonton dan makan di kamar. Waktu anak-anak masih kecil biasanya kita tidur seranjang berlima, tapi kalau sekarang kan tidak muat lagi, jadilah Gilang yang sering jatuh dari ranjang, tapi tetap saja kita hobi tidur bareng-bareng,” ungkap Shahnaz geli.
Memiliki latar belakang sebagai survivor cancer, Shahnaz sangat menjaga pola makan dirinya dan keluarga. Olahraga termasuk menu rutin yang dilakukan keluarga Ramadhan. “Aku dan keluarga rutin melakukan joging dan berenang. Demi kesehatan, aku dan keluarga tidak mengonsusmsi makanan kaleng, atau makanan yang bolak-balik masuk kulkas. Aku lebih memilih makan ayam dan ikan juga memperbanyak konsumsi air putih dan jus,” jelas perempuan yang juga merambah dunia fashion dengan meluncurkan ‘Mukena Cantik Shahnaz’ ini.
Bekali anak dengan pendidikan Seks
Melihat perkembangan anak yang mulai beranjak remaja dan mulai mengenal lawan jenisnya, Shahnaz berucap, “Memang aku melarang mereka untuk pacaran, tapi kalau kenal dengan cowok saja masa harus dilarang. Yang penting aku bekali mereka tentang pendidikan seks. Aku mengajarkan anak untuk menolak jika orang lain meminta melihat anggota tubuhnya, atau melakukan hubungan seksual. Akupun mengajarkan dampak dari video porno.”
Dalam mengajarkan pendidikan seks ini, perempuan yang aktif menyuarakan pentingnya pendidikan usia balita ini mengaku memang ada kendala dalam menjelaskan seks pada anak. “Buat aku lebih gampang menjelaskan tentang bahaya narkoba, itulah mengapa aku membaisakan berkomunikasi dengan anak-anak,” ujarnya, “Dari kecil aku sudah terbiasa menjadi teman ngobrol anak, apapun topiknya. Berdebat pun bukan hal yang dosa di keluarga kami, namun harus berupa adu argumentasi. Pokoknya kapanpun anak butuh ngobrol aku selalu siap, entah itu di meja makan, di kamar tidur, atau pas di wastafel saat menggosok gigi,” ucap perempuan cantik ini menutup obrolan.