Author: Dr. Kristiantini Dewi, SpA

Saat anak beranjak besar di usia sekolah dasar, beberapa anak menunjukkan masalah dalam mempelajari hal-hal baru yang sifatnya akademis, seperti belajar membaca, menulis, menyalin, memahami bacaan yang panjang, bahkan sebagian dari mereka juga menunjukkan kesulitan dalam matematika sederhana dan soal cerita matematika. Ini membuat orangtua dan guru menjadi “bingung” karena anak-anak tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang normal, bahkan tidak jarang sebagian dari mereka merupakan anak yang sangat cerdas dan mempunyai tingkat kognisi jauh di atas rata-rata. Mengenal disleksia Kesulitan belajar spesifik dikenal sebagai “dyslexia” berasal dari bahasa Greek yaitu “dys” berarti kesulitan, dan “lexis” yang berarti bahasa. Disleksia diartikan sebagai…

Read More

Saat anak memasuki usia sekolah dasar dan mulai belajar “lebih serius” dibandingkan saat dia di taman kanak-kanak, beberapa anak menunjukkan masalah yang dalam mempelajari hal-hal baru yang sifatnya akademis, seperti saat belajar membaca, menulis, menyalin, memahami bacaan, bahkan sebagian menunjukkan kesulitan dalam matematika yang sederhana dan soal cerita matematika. Hal ini seringkali membuat orang tua dan guru menjadi “bingung” karena anak-anak tersebut telah diyakini dengan pemeriksaan psikometrik mempunyai tingkat kecerdasan yang normal, bahkan tidak jarang sebagian dari mereka merupakan anak yang sangat cerdas dan mempunyai tingkat kognisi jauh di atas rata-rata. Kesulitan belajar spesifik dikenal sebagai disleksia. “Dyslexia” berasal dari…

Read More

[pullquote]Sebagian besar orang awam memahami disleksia sebagai kondisi dimana anak sulit belajar membaca, malas menulis, jika menulis banyak huruf yang hilang, sulit menghitung, dan sebagainya, namun sejatinya disleksia tidak sesederhana itu.[/pullquote] Area belajar yang terlibat dalam kesulitan belajar spesifik meliputi : 1. Area pertama adalah area ketrampilan akademis, meliputi kemampuan membaca, menulis, mengeja, aritmatika dan bahasa, baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa sosial. 2. Area kedua adalah area executive function yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya kemampuan untuk mengelola sesuatu (organizing skill), kemampuan mengendalikan impulsivitas, kemampuan bersosialisasi, persistensi atau ketekunan dalam menuntaskan suatu pekerjaaan, dan juga ketrampilan koordinasi…

Read More

[quote type=”center”]Disleksia itu apa ya….?[/quote] [dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]D[/dropcap]isleksia adalah suatu kesulitan belajar spesifik berupa kesulitan dalam membaca, mengeja dan menulis yang dijumpai pada anak dengan level intelegensi yang normal atau bahkan pada anak-anak yang cerdas. Disleksia dapat juga bermanifestasi sebagai gangguan berkomunikasi ataupun kesulitan dalam matematika. Kali ini akan bahas lebih banyak mengenai kesulitan matematika pada anak penyandang disleksia atau yang dikenal sebagai “diskalkulia.” Bagi sebagian penyandang disleksia, sukses dalam bidang matematika mungkin merupakan sesuatu yang harus dicapai dengan penuh perjuangan. Terdapat berbagai penelitian yang melaporkan masalah ini. Salah satu peneliti (Steeves, 1983) melaporkan bahwa justru…

Read More

[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]A[/dropcap]sperger Syndrome (AS) pertamakali diperkenalkan di tahun 1940 oleh seorang dokter anak dari Vienna bernama Hans Asperger yang mendapatkan gejala-gejala perilaku autistik pada sekelompok anak laki-laki yang memiliki tingkat kecerdasan dan kemampuan berbahasa yang normal. Pada tahun 1981, dr. Lorna Wing mempublikasikan serial kasus dari sekelompok anak dengan karakteristik tersebut dan beliau menamakannya sebagai “Asperger Syndrome.” AS kemudian dimasukkan dalam World Health Organization’s diagnostic manual, International Classification of Diseases (ICD-10) dan dalam  American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) pada tahun 1994 sebagai gangguan neurobehaviour yang berbeda dari autis. Namun demikian, masih…

Read More