Saya ibu rumah tangga dengan satu anak. Saya sudah membina rumah tangga hampir lima tahun. Akhir-akhir ini saya dan suami sering sekali berselisih paham. Permasalahan kami biasanya sih berakar dari hal-hal yang sepele seperti menentukan tempat makan, memilih lokasi liburan hingga mencari rute yang ingin kami lewati untuk pulang ke rumah. Terkadang saya lelah jika harus berselisih terus menerus dengan suami apalagi karena masalah yang sepele seperti itu. Bagaimana caranya agar perselisihan ini tidak terlalu sering terjadi?
Terima kasih
Vaniasari – Jakarta
=================================================================================
Jawaban
Perselisihan paham merupakan hal yang umum terjadi dalam kehidupan suami istri. Ini terjadi karena dilatarbelakangi oleh perbedaan karakter individu, selera, kemauan maupun kebutuhan. Perselisihan tak hanya terbatas terjadi pada pasangan suami istri tetapi juga bisa terjadi pada hubungan pertemanan, orangtua-anak, bos-karyawan dan yang lainnya.
Terkait perselisihan memang tak selamanya membawa dampak buruk pada suatu hubungan. Perselisihan bisa menjadi ajang pembelajaran bagi pasangan untuk saling memahami pribadi masing-masing termasuk kekurangan yang dimiliki pasangan.
Ketika berselisih secara tak langsung semua unek-unek yang dipendam seseorang
terungkap sehingga pasangan tahu apa yang diinginkan. Disini masing-masing pasangan juga bisa untuk saling belajar meyakinkan pendapat masing-masing sehingga bisa fleksibel untuk saling menyesuaikan.
Namun satu hal yang perlu diperhatikan dalam hal berselisih, usahakan jangan melakukannya di depan anak. Usahakan tidak ada kalimat atau sikap yang beraroma perselisihan di depan anak-anak, apalagi sudah berupa pertengkaran. Suasana semacam itu dapat membuat anak merasa tak nyaman dan bingung hendak berpihak kepada siapa.
Perselisihan biasanya terjadi karena masing-masing individu berusaha saling mempertahankan pendapat dan menurutnya paling baik. Namun sebelum perselisihan berujung runcing dan membawa pada pertengkaran ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Mau mendengarkan pasangan dan apa alasannya
- Hilangkan dahulu sifat egois dan mau menang sendiri
- Mau berkompromi dan mengalah demi kebersamaan
Coba pikirkan, percaya atau tidak, kadang pilihan pasangan kita ternyata menyenangkan. Tidak percaya, coba saja.
Konsultan : Dessy Ilsanty, M.Psi., Psikolog – Psikolog Klinis Dewasa