Pekerjaan rutin sebagai dokter anak juga kadang membuatnya jenuh. Menurutnya, ketenangan laut lepas, naik kapal, dan berada di tengah laut mampu memberikan sensasi rileks.
Selalu tampak berbeda jika berbincang dengan seorang dokter dengan hobi yang sama sekali tak bersinggungan dari bidang pekerjaannya. Rileks dan ‘segar’ terpancar dari sosok dr. Laury Cahyadi, Sp.A yang kami temui di Klinik Anakku, Kelapa Gading, Jakarta. Dari segala macam jenis hobi, beliau memilih untuk bertualang mendulang ikan dengan kail di laut lepas. Mengapa memancing di laut?
Pengalaman masa kecil
Masa kecil sang dokter yang besar di Pulau Buru, Kalimantan Timur, menjelaskan mengapa laut lepas dan memancing sudah menjadi bagian dari dirinya. Bahkan, jika sedang pulang kampung, ia tak melewatkan kesempatan memancing di sana sekalian mengenang masa-masa yang menyenangkan ketika masih menjadi seorang bocah.
Mungkin dr. Laury termasuk orang yang percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa konsisten menjalani hobi. Dari setumpuk kesibukannya, ia merencanakan jauh-jauh hari perjalanannya, biasanya di hari libur panjang atau akhir pekan. Alhasil, minimal satu bulan sekali ia dapat menyambangi laut untuk melempar kailnya.
Sangat tergantung cuaca
Namun tentu saja, hobi yang satu ini bergantung pada keramahan cuaca dan iklim, misalnya harus berhati-hati memilih waktu ketika bulan Desember sampai Maret karena gelombang laut sedang tinggi. Jadi, waktu memancing harus tunduk pada musim. Walau demikian, dr. Laury pernah memancing ketika gelombang tinggi, hingga ia dan tim harus menepi dulu di pulau terdekat menunggu ombak reda dan melanjutkan keesokan harinya.
Bersama dengan rekan-rekannya sesama pemancing, dr. Laury menyewa kapal untuk memancing di laut. Bahkan jika cuaca sedang mendukung dan waktu yang cukup leluasa, mereka ‘bela-belain’ menginap di kapal. Bayangkan, dua hari satu malam di laut lepas. Mancing sampai puas!
Ia pernah memancing di Karang Setan, Jakarta Utara dan Binuangeun, Serang. Bisa dibilang, beliau sudah berkeliling Indonesia untuk bisa memancing di tempat-tempat yang ikannya menarik, seperti Pulau Komodo bahkan sampai Raja Ampat, Irian Jaya.
Ada tantangan tersendiri
Dr. Laury berkata bahwa memancing di laut lepas memberikan tantangan tersendiri seperti yang dituturkannya, “Kadang kalau ombak sedang bagus, saya bisa pulang dengan banyak ikan tangkapan yang besar-besar, kadang juga pulang dengan tangan kosong. Inilah tantangannya yang seru! Ikan yang ‘nyangkut’ di umpan juga seperti kejutan, karena kita tidak tahu jenis apa yang tertangkap. Beda dengan mancing di kolam yang sudah bisa ketahuan jenis-jenisnya.”
Pengalaman menarik yang pernah dialaminya adalah ketika berangkat memancing, laut menampakkan tanda-tanda yang ‘ramah’. Ternyata ketika sudah di tengah, angin mulai kencang dan tiba-tiba ada gelombang setinggi 3 meter bergejolak di sekitar kapal. Walaupun banyak yang mabuk laut, tampaknya kondisi tersebut tak mengalahkan tekad untuk terus mencari ikan. Tapi justru saat gelombang tinggi seperti itulah, ikan-ikan malah berlompatan melahap umpan.
Pernah gagal memancing
Walau keberuntungan sering menyapanya, pernah juga kapal yang dinaiki oleh dr. Laury yang sedang melaut ke daerah Karawang untuk memancing tenggiri, mendadak baling-balingnya mati di tengah perjalanan. Awalnya, mereka memilih menunggu kapal lain lewat, namun setelah menunggu sepertinya bala bantuan tak kunjung datang.
Akhirnya, mereka mengutak-atik baling-baling hingga bisa bergerak, namun tak maksimal. Terpaksa mereka memilih untuk kembali ke daratan dan hanya bisa menonton kapal-kapal lain menangkap tenggiri yang sedang banyak bermunculan.
Ikan yang biasa didapat oleh dr. Laury sangat beragam, mulai dari ikan tenggiri sampai ikan gerong yang berukuran besar. Setelah langsung dibersihkan di atas kapal, sesampai rumah kemudian dimasak. Kebetulan, dr. Laury sekeluarga senang makan ikan.
Memancing di kolam pun jadi
Walau demikian, agar hobi ini tak menemukan jalan buntu hanya karena ada gelombang tinggi, tak jarang sang dokter mencari kolam pemancingan. Sentul, Cibubur, Depok biasa ia sambangi untuk menyalurkan hobinya, bedanya di sini ikan air tawarlah yang ia sasar. Biasanya, beliau memilih kolam yang berada di daerah wisata agar bisa mengajak keluarganya.
Tempat memancing yang menjadi impiannya adalah laut di Australia dan Malaysia yang menjanjikan petualangan memancing yang berbeda. Menurutnya, memancing akan terus ia lakukan selagi masih bisa. Ia dengan semangat mengatakan, “Saat kembali ke pekerjaan setelah memancing, badan memang pegal-pegal, tapi otak rasanya fresh sekali!” Ada yang tertarik mencoba hobi yang satu ini?