[pullquote]Memelihara ikan dan bertanam sayuran dan buah dalam satu wadah, atau yang lebih populer dengan akuaponik kini tengah menjadi tren. Selain indah dari sisi estetika, akuaponik juga dapat menjadi sumber nutrisi bagi keluarga.[/pullquote]
[dropcap]S[/dropcap]iang beranjak panas, namun mata ini langsung berasa sejuk mana kala di hadapan terbentang sayuran hijau dan warna warni buah. Diiringi suara gemericik air, kami pun berbincang dengan dengan Eri Setiadi, di kantornya yang sejuk di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor.
Mungkin orang lebih familiar dengan istilah akuaponik. Namun istilah itu kini di-Indonesia-kan menjadi Yumina-Bumina, kegiatan budidaya yang memadukan antara sayuran dengan ikan (Yumina: Yu = sayuran, mina = ikan) dan buah dengan ikan (Bumina: Bu = buah, mina = ikan).
Yumina-Bumina merupakan pengembangan dari teknologi akuaponik, yang mengusung prinsip hemat lahan dan air, dengan memadukan antara budidaya ikan (akuakultur) dan budidaya tanaman tanpa tanah (hidroponik). Sistem budidaya ini mulai dikembangkan oleh tim peneliti dari instalasi Penelitian dan Pengembangan Budidaya dan Toksikologi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BP2BAT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2004. Tim terdiri dari Drs. Sutrisno, Ir. Imam Taufik, M.Si, dan Eri Setiadi, S.Si, M.Sc.
“Saat ini dan di masa datang, luas lahan serta ketersediaan air untuk kegiatan budidaya perikanan akan semakin berkurang karena harus bersaing dengan kebutuhan rumah tangga, perumahan, perhotelan, rumah sakit, dan industri. Diharapkan Yumina-Bumina dapat memasyarakat, bukan hanya sekadar hobi namun mengarah kepada ketahanan pangan,” tutur Eri Setiadi, S.Si., M.Sc.
Kelebihan Yumina-Bumina
- Hemat lahan, dapat dilakukan di pekarangan yang sempit, menghemat air hingga 700% karena selama siklus budidaya tidak dilakukan pergantian air. Penambahan air hanya dilakukan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan.
- Tidak menghasilkan limbah, karena kotoran ikan dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi oleh tanaman, sehingga sayur dan buah yang dihasilkan dapat dikategorikan sebagai sayur dan buah organik.
- Mudah dikerjakan sehingga dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga, sekaligus dapat menjadi sumber nutrisi bagi keluarga. Selain itu secara estetika juga dapat menghias pekarangan rumah.
- Lebih menguntungkan karena dalam satu siklus budibaya dapat diperoleh hasil berupa ikan serta sayuran dan buah-buahan.
Alat dan bahan yang dibutuhkan relatif mudah, antara lain; bak ikan, pralon untuk menyalurkan air, pot sebagai wadah media tanam, media tanam (batu apung, ijuk, dakron, rockwoll, akar pakis), ikan (pilih ikan yang tidak memakan tumbuhan/herbivora, seperti lele dan ikan patin), pompa air berdaya 35 watt.
“Ada empat model Yumina-Bumina, sistem rakit, sistem aliran atas, sistem aliran bawah, dan sistem pasang surut. Kadang beberapa tanaman lebih cocok dengan sistem tertentu. Misalnya stroberi, lebih cocok menggunakan sistem pasang surut,” jelas alumnus Fakultas Biologi Universitas Nasional yang menyelesaikan masternya di Jepang ini.