Sejatinya toilet training dapat dimulai sejak usia 18 bulan, tetapi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Bagi Anda yang memiliki anak berkebutuhan khusus, masalah buang air kecil dan air besar tentu bukan masalah mudah. Panduan berikut ini mungkin bermanfaat.
Awareness anak
Orangtua perlu memahami terlebih dahulu apakah anak sudah dapat merasakan keinginan untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Untuk itu Anda perlu membaca bahasa tubuh anak, kapan anak memberi sinyal ketika merasa hendak BAK dan BAB saat memakai diapers.
Biasanya sinyal-sinyal yang diberikan oleh anak, antara lain;
- anak memegang alat kelamin
- ekspresi wajah berubah
- anak menjadi rewel
Tanda ini tidak sama antara satu anak dengan anak lainnya, karena setiap anak berbeda dalam memberikan pesan atau sinyal.
Waktu ke toilet
Perhatikan durasi waktu anak saat berada di toilet, termasuk irama BAK dan BAB mereka. Lakukan secara rutin setiap jam ketika sudah mendapatkan durasi waktu tersebut.
Gunakan gambar untuk memberitahukan tahapan ke kamar mandi
Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memasang gambar di toilet, yang menggambarkan suasana saat anak berada di toilet. Melalui gambar anak biasanya lebih paham. Jangan jemu melatih anak, lakukan berulang-ulang.
Beri dukungan
- bila anak takut mencoba, hindari memarahinya
- ajak anak bermain di dalam kamar mandi, bila ia merasa tidak nyaman
- sabar menunggu anak, saat berada di dalam kamar mandi
- beri reward atau penghargaan berupa pujian bila anak dapat menyelesaikan tahapan dalam toilet training
- kunci dari semua latihan ini adalah kesabaran ibu menghadapi si kecil
Memang tidak mudah namun percayalah si kecil dapat melakukannya. Bila Anda mengalami kendala, cobalah bertanya dengan sesama orang tua yang memiliki anak ABK.